Sebagian besar wanita ingin memiliki pinggang yang ramping, tetapi lemak perut lebih dari sekedar masalah kosmetik. Lemak perut yang berlebihan meningkatkan risiko penyakit kronis, seperti penyakit jantung dan diabetes. Ada beberapa cara untuk memerangi lemak perut, dan memahami penyebab kenaikan lemak perut dapat membantu Anda mencegahnya.
Faktor Gaya Hidup Yang Meningkatkan Lemak Perut
Faktor yang paling jelas yang dapat menyebabkan kenaikan berat badan perut adalah kurangnya olahraga dan pola makan yang buruk. Kelebihan kalori dalam diet, khususnya dari gula dan pati, dapat menyebabkan tubuh menyimpan lemak. Mengkonsumsi makanan berprotein tinggi dapat membantu mengurangi lemak perut, dibandingkan dengan makanan berprotein rendah, menurut sebuah studi tahun 2002 yang diterbitkan dalam Diabetes Care. Dapatkan karbohidrat dari makanan kaya nutrisi seperti kacang-kacangan, buah-buahan, dan biji-bijian utuh yang belum diproses. Batasi gula dan fokuslah untuk memasukkan lemak sehat seperti minyak zaitun dan alpukat daripada lemak jenuh.
Gaya hidup yang kurang gerak meningkatkan penyimpanan lemak, sementara olahraga yang kuat melepaskan katekolamin - hormon yang efektif membakar lemak perut. Tiga puluh hingga 60 menit per hari latihan intensitas sedang dapat membantu memerangi lemak perut, menurut Harvard Medical School. Perubahan gaya hidup ini cenderung mengurangi lemak perut visceral, lemak dalam yang mengelilingi organ-organ Anda, yang lebih berbahaya bagi kesehatan Anda daripada lapisan lemak yang terjepit di bawah kulit.
Stres Meningkatkan Lemak Perut
Wanita dengan kadar hormon stres kortisol yang lebih tinggi memiliki lebih banyak lemak perut, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Psychosomatic Medicine pada tahun 2000. Stres dikaitkan dengan lemak perut yang lebih besar pada semua wanita, baik kurus maupun kelebihan berat badan. Kortisol memengaruhi lingkar pinggang Anda dengan secara langsung memengaruhi penyimpanan lemak sambil meningkatkan nafsu makan dan mengidam gula. Jadilah proaktif tentang mengurangi stres dalam hidup Anda jika Anda ingin menjaga garis pinggang Anda langsing. Diperlukan waktu tidur yang cukup untuk mengelola kadar kortisol dan mencegah kenaikan berat badan perut. Pola makan yang sehat, olahraga dan manajemen stres seperti yoga dan pernapasan dalam adalah metode yang efektif untuk menjaga kadar kortisol tetap terkendali.
Insulin dan Lemak Perut
Insulin adalah hormon yang memungkinkan sel-sel tubuh Anda menggunakan gula dalam aliran darah sebagai energi. Insulin juga merupakan hormon penyimpan lemak, jadi, ketika kadar insulin tinggi beredar dalam aliran darah, tubuh Anda cenderung menyimpan lemak perut. Diet tinggi gula dan karbohidrat olahan, dikombinasikan dengan kurang olahraga, dapat menyebabkan kadar insulin tinggi dan, akhirnya, resistensi insulin. Tubuh Anda bergantung pada karbohidrat sebagai sumber energi, tetapi jika Anda mengonsumsi lebih dari yang bisa dibakar tubuh Anda, kelebihannya akan disimpan sebagai lemak. Untuk menurunkan kadar insulin dan mencegah kenaikan berat badan perut, tambahkan protein dalam diet Anda dan batasi karbohidrat dari gula dan produk tepung putih.
Keseimbangan Hormon dan Penambahan Berat Badan
Hormon estrogen, progesteron, dan testosteron memiliki efek signifikan pada penyimpanan lemak pada wanita. Estrogen dan progesteron sama-sama membatasi penyimpanan lemak, sementara kadar testosteron yang tinggi meningkatkan lemak perut. Ketika kadar estrogen menurun, penyimpanan lemak di perut meningkat, menurut sebuah studi 2013 yang diterbitkan dalam Diabetes. Perubahan hormon ini bertanggung jawab atas kenaikan berat badan perut yang terkadang menyertai perimenopause dan menopause. Bicaralah dengan dokter Anda jika Anda menduga ketidakseimbangan hormon yang menyebabkan kenaikan berat badan Anda. Terapi penggantian hormon dapat mencegah penambahan berat badan. Selain itu, olahraga teratur dan diet sehat dapat membantu melawan kenaikan berat badan perut, bahkan jika hormon yang harus disalahkan.