Denyut jantung dan stres yang tinggi

Daftar Isi:

Anonim

Denyut jantung, atau denyut nadi, adalah berapa kali otot jantung memompa per menit. Denyut jantung berubah sepanjang hari dan cenderung lebih rendah di pagi hari setelah tidur malam dan bisa menjadi lebih tinggi selama aktivitas. Ini adalah fluktuasi normal yang terjadi ketika otot jantung merespons kebutuhan tubuh akan darah dan oksigen dalam berbagai situasi. Namun, jika detak jantung menjadi terlalu tinggi atau meningkat secara kronis, masalah dapat terjadi. Salah satu situasi yang dapat menyebabkan denyut jantung tinggi adalah stres. Untuk mencegah komplikasi, kuncinya adalah memahami bagaimana stres memengaruhi detak jantung dan langkah-langkah apa yang dapat diambil untuk menjaga tingkat stres dan detak jantung terkendali.

Menutup lengan seorang pria dengan seorang perawat mengambil denyut nadi di pergelangan tangan. Kredit: lucia_lucci / iStock / Getty Images

Identifikasi

Saat otot jantung mendorong darah ke seluruh tubuh, tekanan diberikan pada dinding pembuluh darah. Ini bisa dirasakan sebagai denyut nadi atau detak jantung. Tempat termudah untuk merasakan denyut nadi adalah di pergelangan tangan, yang disebut nadi radial, atau di leher, yang merupakan nadi karotis. Menempatkan indeks dan jari tengah pada salah satu dari dua titik ini dan menghitung berapa kali nadi dirasakan akan memberikan detak jantung seseorang. Denyut nadi dapat dihitung selama satu menit penuh, atau dapat dihitung selama 10 detik dan kemudian dikalikan enam. Menurut National Emergency Medical Association, detak jantung normal antara 60 hingga 90 detak per menit. Atlet dapat memiliki detak jantung serendah 40 dan beberapa individu memiliki denyut nadi lebih dari 90 meskipun tidak ada penyakit yang hadir. Namun, detak jantung yang konsisten di atas 90 dianggap tinggi dan harus dievaluasi.

Pertimbangan

Stres adalah bagian dari kehidupan sehari-hari, tetapi itu adalah pengalaman subjektif, menurut American Institute of Stress. Apa yang membuat stres bagi satu orang mungkin tidak menyebabkan stres pada orang lain. Selain itu, setiap orang merespons stres secara berbeda. Beberapa mengambilnya dengan tenang, sementara yang lain sulit mengatasi. Dalam situasi apa pun di mana tubuh merasa stres, ada reaksi berantai dari peristiwa yang dirancang untuk membantu tubuh mengatasi situasi tersebut. Berbagai bahan kimia dilepaskan untuk membantu tubuh melawan atau melarikan diri, yang melibatkan banyak perubahan dalam tubuh. Ini termasuk meningkatkan detak jantung dan laju pernapasan untuk membantu memberikan darah dan oksigen tambahan yang dibutuhkan tubuh dan menekan sistem kekebalan dan pencernaan untuk membantu menghemat energi. Kemudian ketika ancaman telah berlalu, tubuh kembali ke keadaan istirahat.

Peringatan

Sementara respons stres adalah respons alami dan bermanfaat dalam situasi jangka pendek tertentu, masalah dapat muncul ketika respons stres diaktifkan secara konstan. Ini dapat terjadi jika kehidupan sehari-hari menjadi stres karena masalah keluarga, pekerjaan, keuangan atau kesehatan. Dalam situasi ini, respons pertarungan atau pelarian mungkin tidak pernah benar-benar mati, yang membuat tubuh terus-menerus terangsang. Ini dapat menciptakan masalah kesehatan, menurut Journal of American Medical Association, karena hormon yang dilepaskan selama respons stres - seperti adrenalin - membuat otot jantung bekerja lebih keras dan lebih cepat. Seiring waktu, ini dapat menyebabkan peningkatan detak jantung kronis, irama jantung abnormal, gagal jantung, serangan jantung dan kematian jantung mendadak. Ini terutama menjadi perhatian pada mereka yang menderita penyakit jantung. Selain itu, wanita lebih banyak daripada pria memiliki risiko komplikasi jantung yang lebih tinggi karena stres.

Pencegahan / Solusi

Meskipun respons stres dapat meningkatkan detak jantung, mempelajari meditasi atau teknik relaksasi untuk mengendalikan stres dapat membantu menurunkan detak jantung. Menurut Institut Benson-Henry untuk Kedokteran Tubuh Pikiran di Rumah Sakit Umum Massachusetts, memunculkan keadaan yang lebih tenang yang disebut respons relaksasi, dapat membantu secara sadar memperlambat aktivitas gelombang otak, menurunkan tekanan darah, dan mengurangi denyut jantung. Teknik ini telah terbukti membantu dalam mengelola penyakit jantung dan banyak kondisi lainnya ketika dikombinasikan dengan perawatan medis yang tepat dan pilihan gaya hidup sehat.

Teknik Relaksasi

Berlatih meditasi atau teknik relaksasi bukan hanya tentang mendapatkan kondisi damai, tetapi juga bermanfaat untuk mengurangi keausan pada tubuh yang disebabkan oleh stres, menurut Mayo Clinic. Ada banyak bentuk teknik relaksasi yang bisa digunakan. Duduk dengan tenang dan fokus pada pernapasan atau kata seperti santai atau damai, adalah bentuk dasar. Ada juga teknik yang menggunakan sugesti atau pencitraan diri untuk membantu menenangkan tubuh. Ada juga bentuk meditasi yang bergerak seperti yoga dan tai chi. Berbicara berjalan, naik sepeda atau berenang juga dapat diubah menjadi latihan meditasi. Tidak peduli apa bentuk yang digunakan, tujuannya adalah untuk mengalihkan pikiran dari pikiran yang mengkhawatirkan dan membiarkan perhatian menjadi 100 persen pada nafas, kata, gambar atau aktivitas yang dilakukan. Ini akan mengirimkan sinyal ke pikiran dan tubuh bahwa tidak apa-apa untuk rileks, yang pada gilirannya dapat menurunkan detak jantung.

Denyut jantung dan stres yang tinggi