Orang-orang di wilayah Ghat barat India telah lama menggunakan kokum sebagai rempah dan obat. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa itu mungkin memiliki potensi sebagai penekan nafsu makan, sebagai pelindung kesehatan otak dan sebagai pencegah kanker. Tetapi penelitian laboratorium ini perlu ditindaklanjuti dengan studi klinis pada manusia untuk mengkonfirmasi kegunaannya.
Pabrik Kokum
Kokum, yang namanya botani adalah Garcinia indica, adalah pohon buah hias asli India. Buahnya yang kecil berubah dari merah menjadi ungu tua saat matang, dan dipanen dan dikeringkan di musim semi. Kulit buah kering, digunakan sebagai agen kuliner dan obat, hampir hitam diwarnai dengan ungu, memiliki tepi keriput dan sedikit lengket, menurut "Healing Spices." Rasanya agak masam, tapi aromanya agak redup.
Kokum dalam Ayurveda
Dokter Ayurvedic telah lama menggunakan kokum untuk mengobati luka, mencegah infeksi, memperbaiki pencernaan, meredakan diare dan sembelit, mengurangi nyeri radang sendi, menyembuhkan infeksi telinga dan menyembuhkan sakit maag, menyatakan "Healing Spices."
Kokum Hari Ini
Bahan aktif utama Kokum adalah garcinol, zat yang memiliki sifat antibakteri, antioksidan dan anti-inflamasi. Tampaknya dapat membunuh bakteri H. pylori yang menyebabkan bisul, meningkatkan kesehatan otak dengan membantu pertumbuhan neuron sambil menghentikan kerusakan dari zat yang dapat mengoksidasi mereka, dan menekan produksi spesies oksigen reaktif yang berperan dalam penyakit jantung dan kanker. Ini juga mengandung asam hidroksisitrat atau HCA, penekan nafsu makan, melaporkan "Healing Spices." Kokum butter, emolien yang mirip dengan shea atau cocoa butter, sering digunakan dalam kosmetik seperti lipstik, krim pelembab, kondisioner dan sabun.
Penelitian Kokum
Para peneliti di Institut Ilmu Pengetahuan dan Pusat Penelitian Atom Bhabha di Mumbai, India, telah menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan kokum lebih kuat daripada banyak rempah-rempah lainnya, buah-buahan dan sayuran. Penelitian mereka, yang melibatkan tikus, diterbitkan dalam "Current Science." Para peneliti dari Wayne State University di Detroit, Michigan, dan Patil University of Pharmaceutical Sciences and Research di Pune, India, menerbitkan sebuah artikel di "Journal of Hematology & Oncology" yang menyatakan bahwa kokum bisa menjadi agen antikanker yang berguna. Namun, penelitian pada manusia masih diperlukan.