Paparan konstan terhadap racun lingkungan, polutan dan radiasi dapat merusak jaringan Anda di dalam tubuh Anda. Bahkan aktivitas metabolisme normal menghasilkan zat yang disebut spesies oksigen reaktif, atau ROS, yang berpotensi menyebabkan cedera lebih lanjut pada sel-sel Anda. L-glutathione dan vitamin C membantu memperbaiki efek dari bahaya eksternal dan menetralkan zat-zat yang dihasilkan secara internal yang dapat mempengaruhi kesehatan Anda.
L-Glutathione
Glutathione, antioksidan penting dan agen detoksifikasi dalam jaringan Anda, dibuat dari tiga asam amino: asam glutamat, sistein dan glisin. Glutathione bekerja dengan 2 enzim untuk menjalankan fungsinya: glutathione peroxidase mengubah ROS menjadi molekul air, dan glutathione-S-transferase mengikat glutathione menjadi zat beracun sehingga zat ini dapat dikeluarkan dari tubuh Anda. Menurut ahli gizi Elson Haas, MD, sistein terutama bertanggung jawab atas sifat antioksidan glutathione. Jadi, ketika kadar glutathione Anda rendah, kekurangan sistein sering menjadi penyebabnya. Sistein lebih jarang terjadi pada makanan daripada banyak asam amino, tetapi Anda dapat menemukan sistein dalam makanan berprotein tinggi seperti daging, keju, dan bibit gandum, menurut University of Maryland Medical Center.
Vitamin C
Asam askorbat, atau vitamin C, ditemukan dalam berbagai makanan, termasuk buah jeruk, pinggul mawar dan ceri acerola. Vitamin C adalah nutrisi yang larut dalam air dengan banyak fungsi, tetapi salah satu peran vitalnya adalah melindungi molekul lain dari kerusakan oksidatif. Ini juga terlibat dalam menjaga pasokan antioksidan tubuh lainnya, seperti vitamin E dan glutathione, menurut Haas. Ketika vitamin C menetralkan ROS dalam jaringan Anda, itu sendiri teroksidasi menjadi senyawa yang disebut dehydroascorbate. Daur ulang dehydroascorbate ke vitamin C membantu mempertahankan fungsi antioksidannya.
Daur Ulang dan Hemat
Ulasan April 1994 dalam "The Journal of Biological Chemistry" menjelaskan interaksi antara vitamin C dan glutathione yang membantu mempertahankan persediaan antioksidan penting di dalam tubuh Anda. Baik vitamin C dan glutathione dapat menetralkan radikal bebas hidrogen peroksida dan radikal oksigen, tetapi masing-masing senyawa ini melakukan tugas yang tidak dapat diduplikasi oleh yang lain. Namun, dalam contoh kerja sama biologis yang elegan, vitamin C "cadangan" glutathione dalam jaringan Anda, dan glutathione mengubah dehydroascorbate teroksidasi kembali menjadi bentuk aktif vitamin C. Perhatikan bahwa ulasan ini menyoroti studi yang dilakukan pada hewan dan bukan pada manusia.
Pertimbangan dan Rekomendasi
Glutathione bukan nutrisi penting, karena dapat diproduksi di jaringan Anda. Namun, peningkatan stres oksidatif pada akhirnya dapat menguras simpanan glutathione dalam tubuh Anda, karena asupan diet sistein yang tidak mencukupi. Melengkapi sistein setiap hari dapat membantu mendukung kebutuhan Anda akan glutathione. Atau, Anda bisa mengonsumsi suplemen L-glutathione yang berkurang setiap hari. Namun, Pusat Medis Langone Universitas New York melaporkan bahwa mengambil suplemen glutathione tidak ada gunanya, dan bahwa cara untuk meningkatkan jumlah Anda adalah dengan mengambil suplemen sistein atau antioksidan atau vitamin C. Tanyakan kepada dokter Anda apakah suplemen vitamin C, sistein atau suplemen L-glutathione bisa bermanfaat buat kamu.