Puasa digunakan oleh banyak orang sebagai cara untuk mendetoksifikasi dan membersihkan tubuh dari limbah yang terbangun. Puasa bisa jadi keras, tidak memungkinkan apa pun selain air, atau bisa kurang berat, dengan jus buah dan teh herbal dianggap dapat diterima. Respons individual terhadap puasa akan bervariasi dan akan tergantung pada jenis dan panjang puasa. Individu yang menderita penyakit seperti kanker, AIDS dan penyakit yang berpotensi fatal harus menghindari puasa, seperti halnya wanita hamil dan bayi. Berpuasa untuk penderita diabetes tidak disarankan, tetapi jika Anda memutuskan untuk melakukannya, Anda hanya harus berpuasa di bawah pengawasan medis.
Efek samping
Menurut situs Natural News, tubuh Anda akan membutuhkan tiga hari untuk menghentikan keinginan makan, sehingga Anda akan lapar saat puasa. Beberapa orang menderita sedikit efek samping, sementara yang lain mungkin mengalami sakit kepala dan nyeri otot ketika tubuh berusaha untuk mengakomodasi perubahan metabolisme yang dihasilkan dari penurunan input nutrisi. Tingkat toksisitas sebelum puasa Anda dapat berkontribusi terhadap efek samping, yang juga bisa termasuk bau mulut, noda dan bau badan yang tidak menyenangkan ketika racun dikeluarkan. Bersiaplah untuk mendapatkan istirahat tambahan, karena cadangan energi Anda akan rendah dan Anda awalnya mungkin merasa lelah.
Puasa, Kolesterol dan Lemak
Salah satu respons tubuh terhadap puasa telah dilaporkan oleh para peneliti dari Universitas Harvard. Menurut penelitian ini, ketika Anda berpuasa, salah satu enzim sirtuin dalam tubuh Anda, yang mereka sebut SRT1, mematikan protein yang terlibat dalam produksi lemak dan kolesterol. Puasa menyebabkan tubuh Anda berhenti membuat dan menyimpan lemak dan kolesterol, dan sebagai gantinya, mulai menggunakan lemak yang sudah Anda simpan sebagai sumber energi.
Puasa dan Hormon Pertumbuhan Manusia
Seperti dilaporkan dalam ScienceDaily, ahli jantung di Heart Institute of Intermountain Medical Center di Murray, Utah, melakukan studi penelitian yang meneliti efek puasa pada kadar hormon pertumbuhan manusia, atau HGH. HGH terlibat dalam menjaga keseimbangan metabolisme dan memberikan perlindungan pada otot-otot ramping tubuh. Puasa 24 jam menyebabkan peningkatan rata-rata kadar HGH pada wanita sebesar 1.300 persen, sementara peningkatan 2.000 persen terlihat pada pria.
Diperpanjang cepat
Puasa yang lama dapat menyebabkan reaksi berat seperti penurunan tekanan darah, anemia, ketidakseimbangan mineral, dan gangguan fungsi hati. Sementara rasa lapar yang terkait dengan puasa pada akhirnya akan hilang, tubuh Anda masih harus menghadapi tekanan puasa, dan puasa jangka panjang bisa berbahaya bagi kesehatan Anda.