Human papillomavirus, atau HPV, seringkali merupakan agen penyebab di balik diagnosis kutil kelamin atau kanker serviks. Selain obat-obatan, dokter menyarankan suplemen makanan dan vitamin sebagai terapi alternatif karena peran protektif mereka dalam merawat dan mencegah penyakit terkait HPV. Namun, berkonsultasilah dengan dokter sebelum menggunakan modifikasi diet untuk mengobati infeksi virus.
Human Papilloma Virus
HPV menginfeksi kulit atau selaput lendir. Ada hampir 200 jenis HPV yang tidak menyebabkan gejala pada kebanyakan orang, meskipun beberapa jenis dapat menyebabkan kutil sementara yang lain dapat menyebabkan kanker serviks, vulva, vagina dan anus pada wanita, atau kanker anus dan penis pada pria. Banyak jenis HPV sering ditularkan melalui kontak seksual dan infeksi persisten dengan beberapa jenis HPV, selain yang menyebabkan kutil kulit, dapat berkembang menjadi lesi prakanker dan kanker invasif, seperti neoplasia intraepitel serviks.
Manfaat Nutrisi dalam Mengobati Infeksi HPV
Artikel November 2003 dalam "Penyebab dan Kontrol Kanker" termasuk penelitian untuk mengeksplorasi hubungan antara diet dan kanker serviks. Para peneliti mengumpulkan sel-sel serviks untuk pengujian DNA HPV dari wanita yang didiagnosis dengan lesi serviks. Mereka juga melakukan survei untuk menilai asupan nutrisi dari makanan tertentu serta dari suplemen. Penelitian menunjukkan bahwa riboflavin dan thiamin dari sumber makanan, suplemen vitamin B-12, dan folat dari kedua sumber tersebut menunjukkan respons tergantung dosis terhadap jaringan parut serviks. Para penulis juga mencatat bahwa risiko lesi serviks, terkait dengan asupan nutrisi yang rendah, paling menonjol di kalangan peminum dan perokok. Investigasi ini memberikan bukti bahwa tiamin, riboflavin, folat dan vitamin B-12 mungkin memainkan peran defensif dalam kanker serviks yang disebabkan oleh HPV.
HPV dan CIN
Viral load HPV yang tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko neoplasia intraepitel serviks, atau CIN. Terbitan April 2010 "International Journal of Gynecological Cancer" menerbitkan sebuah artikel yang meneliti efek dari suplemen makanan pada infeksi HPV dan kanker serviks. Para peneliti merekrut lebih dari 1.000 wanita dan merinci asupan makanan rutin setiap peserta selama tahun sebelumnya. Mereka mengklasifikasikan suplemen makanan ke dalam lima kategori: multivitamin, multinutrisi, vitamin C, kalsium, dan lain-lain. Studi ini menemukan bahwa penggunaan suplemen makanan termasuk multivitamin, vitamin A, C, E dan kalsium secara signifikan dikaitkan dengan risiko CIN yang lebih rendah. Pasien yang menggunakan multivitamin memiliki viral load HPV yang lebih rendah dan frekuensi CIN yang menurun secara signifikan.
Tinjauan Literatur Medis
Sebuah artikel yang muncul dalam edisi Februari 2007 dari "Journal of American Medical Association" berisi tinjauan sistematis dan analisis di mana penulis mencari basis data elektronik dan bibliografi untuk semua uji coba acak yang melibatkan orang dewasa yang membandingkan beta karoten, vitamin AC dan E, dan selenium baik secara individu atau gabungan melawan plasebo. Mereka termasuk 68 percobaan acak dengan 232.606 peserta dalam 385 publikasi. Studi ini menemukan bahwa ketika suplemen antioksidan dikumpulkan, tidak ada efek signifikan pada prognosis penyakit. Namun, setelah dikeluarkannya uji coba selenium, beta karoten, vitamin A dan vitamin E, tunggal atau kombinasi, menunjukkan bahwa ketahanan hidup meningkat secara signifikan. Para penulis menyimpulkan bahwa peran potensial vitamin C dan selenium pada kematian perlu dipelajari lebih lanjut.