Seperti halnya penyakit jangka panjang, diabetes dapat memengaruhi kesejahteraan fisik, mental, dan sosial. Kelainan khas dengan diabetes adalah gula darah tinggi, atau glukosa. Paparan kadar glukosa tinggi sering merusak pembuluh darah kecil dan besar dari waktu ke waktu, yang mengarah ke berbagai kemungkinan komplikasi fisik. Diabetes juga dapat memengaruhi kesehatan mental, karena dikaitkan dengan peningkatan risiko depresi dan dapat memengaruhi proses berpikir dan daya ingat. Tekanan dan tuntutan hidup dengan diabetes kadang-kadang memengaruhi hubungan interpersonal dan sosial juga. Efek fisik, mental dan sosial dari diabetes saling terkait, memengaruhi kesehatan jangka pendek dan jangka panjang.
Kerusakan Pembuluh Darah
Kadar glukosa tinggi merusak pembuluh darah kecil retina, jaringan penglihatan di bagian belakang mata, berpotensi menyebabkan hilangnya penglihatan permanen. Penyakit ginjal kronis umumnya berkembang dengan diabetes lama terkait dengan kerusakan pembuluh kecil di organ-organ ini, yang dapat menyebabkan gagal ginjal. Glukosa tinggi juga merusak pembuluh darah besar, menyebabkan pengerasan pembuluh darah dan pengembangan penyumbatan yang menghambat aliran darah ke jantung dan otak. Jenis kerusakan pembuluh darah besar ini meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
Kerusakan Saraf
Saraf yang mengendalikan fungsi berbagai organ tubuh juga umumnya rusak karena kadar gula darah yang terus meningkat. Ini dapat menyebabkan berbagai masalah. Mengosongkan perut yang lambat, kembung, dan sembelit adalah manifestasi umum dari kerusakan saraf diabetes. Gangguan pada saraf yang mengendalikan kontraksi kandung kemih menyebabkan retensi urin. Kerusakan saraf yang mengendalikan jantung dan pembuluh darah sering menyebabkan detak jantung yang cepat dan pusing saat berdiri. Kerusakan pada saraf yang bertanggung jawab atas sensasi biasanya menyebabkan kesemutan, rasa terbakar atau mati rasa pada kaki dan tangan.
Efek Mental
Diabetes meningkatkan risiko depresi. Sebuah artikel Oktober 2012 yang diterbitkan dalam "Journal of Affective Disorders" menunjukkan bahwa depresi adalah 2 hingga 3 kali lebih umum di antara penderita diabetes, dibandingkan dengan mereka yang tidak menderita penyakit itu. Risiko depresi meningkat ketika komplikasi berkembang. Sebagai contoh, sebuah laporan studi "Bedah Kaki dan Pergelangan Kaki" Maret 2015 mencatat bahwa orang dengan masalah kaki terkait diabetes memiliki tingkat depresi yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang dengan diabetes tanpa masalah kaki.
Diabetes juga dapat mempengaruhi fungsi otak. Sebuah analisis penelitian Mei 2015 yang diterbitkan dalam "Diabetes Metabolism Research and Reviews" menunjukkan bahwa orang dengan diabetes tipe 2 berusia 50 dan lebih tua memiliki risiko yang meningkat untuk menurunnya daya ingat dan multitasking mental, yang dapat menunjukkan kerentanan tambahan terhadap demensia di kemudian hari.
Efek Sosial
Manajemen diabetes membutuhkan kepatuhan ketat terhadap rejimen perawatan diri, termasuk tes glukosa darah, pengobatan, diet dan olahraga. Ini sering menantang penderita diabetes dan mereka yang merawatnya, berpotensi mempengaruhi hubungan interpersonal dan secara tidak langsung mempengaruhi kontrol glukosa. Sebuah artikel Juni 2012 yang diterbitkan dalam "Diabetes Care" menemukan bahwa perilaku tidak mendukung anggota keluarga untuk orang dewasa dengan diabetes tipe 2 dikaitkan dengan kurang kepatuhan pengobatan dan kontrol glukosa darah yang lebih buruk.
Untuk remaja dengan diabetes tipe 1, kurangnya dukungan sebaya dapat memengaruhi kepatuhan pada perawatan diri. Ulasan Maret 2012 yang diterbitkan dalam "Journal of Pediatric Psychology" mencatat bagaimana beberapa studi menunjukkan bahwa remaja dengan diabetes tipe 1 yang memiliki konflik dengan teman sebaya mereka cenderung memiliki perawatan diri yang lebih buruk.
Interaksi Efek Diabetes
Efek fisik, mental dan sosial dari diabetes saling berhubungan. Efek negatif di salah satu arena ini cenderung menyebabkan lebih banyak masalah di dua arena lainnya, dan sebaliknya. Oleh karena itu, untuk mencapai perawatan diabetes yang optimal, ketiga bidang harus diperhatikan.