Jahe telah digunakan sebagai ramuan obat selama lebih dari 2.000 tahun, terutama di negara-negara Asia, India dan Arab, menurut University of Maryland Medical Center. Jahe tersedia dalam bentuk kapsul dan tincture, tetapi Anda juga bisa menggunakan jahe segar atau bubuk dalam masakan atau menggunakan akar segar untuk membuat teh. Jangan melebihi lebih dari 4 gram jahe per hari, atau 1 gram per hari jika Anda hamil. Seperti semua produsen suplemen, perusahaan yang membuat dan menjual suplemen jahe tidak diharuskan untuk membuktikan bahwa suplemen tersebut aman atau efektif, jadi selalu bicarakan dengan dokter Anda sebelum mengubah diet Anda secara signifikan atau menambahkan suplemen apa pun pada rejimen Anda.
Mengatasi Mual
Jahe paling sering digunakan sebagai obat alami untuk membantu memerangi mual dan muntah akibat mabuk perjalanan, kehamilan dan kemoterapi. Jahe dapat membantu mengurangi gejala mabuk perjalanan, meskipun obat lain mungkin lebih efektif. Sebagai contoh, sebuah penelitian tahun 1985 menemukan jahe lebih efektif dalam mengobati mabuk perjalanan daripada plasebo, tetapi penelitian tahun 1991 yang diterbitkan dalam "Farmakologi" tidak menunjukkan manfaat yang nyata dari jahe untuk mabuk perjalanan. Jahe juga dapat membantu mengurangi gejala mual di pagi hari pada wanita hamil.
Pasien kanker yang menjalani kemoterapi sering mengalami mual dan muntah sebagai efek samping dari perawatan. Dalam beberapa kasus, jahe dapat membantu mengurangi mual pada pasien kemoterapi. Namun dalam beberapa kasus, jahe dapat memperburuk gejala. Sebagai contoh, sebuah studi tahun 2009 yang diterbitkan dalam "Supportive Care in Cancer" menemukan bahwa pasien yang menerima jahe dengan obat anti-mual, memiliki mual yang lebih buruk daripada peserta yang menggunakan plasebo dan obat penenang.
Mengurangi Peradangan
Ekstrak jahe dapat membantu mengurangi peradangan, sehingga mengurangi rasa sakit bagi pasien osteoartritis. Sebuah studi tahun 2001 yang diterbitkan dalam "Arthritis dan Rematik" menemukan bahwa pasien dengan nyeri lutut akibat osteoarthritis mengalami lebih sedikit rasa sakit setelah mengonsumsi ekstrak jahe dua kali sehari selama enam minggu. Diperlukan beberapa minggu bagi jahe untuk bekerja mengurangi peradangan, saran University of Maryland Medical Center.
Jahe dan Nyeri Migrain
Jahe dikombinasikan dengan feverfew dalam tablet yang diletakkan di bawah lidah dapat membantu mengurangi rasa sakit migrain pada pasien yang mengalami sakit kepala ringan sebagai pendahulu dari migrain. Sebuah studi 2011 yang diterbitkan dalam "Sakit kepala" menemukan bahwa lebih banyak pasien yang menggunakan sublingual dengan feverfew dan jahe pada awal sakit kepala ringan dilaporkan mengurangi atau menghilangkan rasa sakit setelah dua jam dibandingkan pasien yang menggunakan plasebo. Tidak diketahui apakah jahe sendiri efektif untuk mengobati nyeri migrain.
Efek Samping dan Interaksi Obat
Jahe dapat menurunkan tekanan darah Anda, jadi waspadalah jika ada interaksi dengan obat-obatan. Kredit: Alexander Kalina / iStock / Getty ImagesJahe umumnya aman bagi kebanyakan orang, tetapi ada kemungkinan efek samping dan komplikasi. Efek samping yang paling umum adalah mulas, sakit perut dan diare. Efek samping ini dapat dikurangi pada beberapa orang dengan mengonsumsi jahe saat makan, menurut University of Maryland Medical Center. Bicaralah dengan dokter Anda sebelum menggunakan jahe jika Anda menggunakan pengencer darah, obat diabetes atau obat untuk tekanan darah tinggi. Jahe dapat meningkatkan pendarahan, dan pengencer darah membuat risiko ini lebih menjadi perhatian. Rempah juga dapat menurunkan gula darah dan tekanan darah, jadi jika Anda menggunakan obat lain yang memiliki efek ini, menggunakan jahe dapat menurunkan kadar gula darah atau tekanan darah ke tingkat yang berpotensi berbahaya.