Stres lazim di dunia yang serba cepat saat ini. Pemicu umum berkisar dari hubungan dan keuangan hingga stres kerja, meninggalkan fokus pada olahraga dan penurunan berat badan menjadi kabur. Selain itu, respons kimiawi dalam tubuh dari stres dapat menurunkan berat badan. Memahami bagaimana stres memengaruhi tubuh dan mengenali pemicu stres dapat membantu mencegah penurunan berat badan.
Respon terhadap Stres
Di bawah kejadian stres, respons adrenal dalam tubuh dipicu. Respons ini dikenal sebagai respons fight or flight. Glikogen di hati dan jaringan otot diaktifkan untuk digunakan sebagai sumber energi cepat. Penyerapan energi ini sangat efisien dalam manusia gua, sementara di bawah serangan harimau misalnya. Manusia gua hanya menggunakan gelombang energi ini untuk melarikan diri atau bertarung. Manusia modern terhubung dengan cara yang sama; Namun perbedaannya adalah sumber stres yang mewabahi kehidupan modern umumnya tidak memerlukan pelarian atau pertempuran. Menurut sebuah artikel tahun 2005 dari University of New Mexico, respons stres ini dapat menyebabkan hilangnya massa otot, peningkatan penyimpanan lemak dan impuls untuk makan berlebihan.
Peningkatan Pelepasan Kortisol
Pelepasan kortisol di bawah tekanan kronis dapat membuat penurunan berat badan menjadi sulit karena beberapa alasan. Kadar hormon yang tinggi menyerang massa otot, memperlambat metabolisme karena fakta bahwa otot membakar kalori agar tetap ada. Selain itu, pelepasan kortisol yang tidak diinginkan menghasilkan penyimpanan lemak sebagian besar di daerah perut untuk penggunaan energi di kemudian hari. Menurut National Endocrine and Metabolic Diseases Information Service, tanda-tanda lain dari peningkatan kadar kortisol adalah kadar glukosa darah tinggi, tekanan darah tinggi dan kelelahan.
Metabolisme dan Stres
Stres kerja. Kredit: Otmar Winterleitner / iStock / Getty ImagesSebuah artikel di bulan Maret 2006 di "British Medical Journal" menyatakan bahwa karyawan dengan stres kerja kronis memiliki lebih dari dua kali lipat kemungkinan sindrom metabolik daripada mereka yang tidak memiliki stres kerja. Sindrom metabolik didefinisikan sebagai sekelompok faktor risiko yang terjadi bersama dan meningkatkan risiko stroke dan diabetes tipe II. Studi ini juga memberikan bukti untuk kemungkinan hubungan dengan stres dari kehidupan sehari-hari dengan penyakit jantung juga.
Mengidam Makanan
Stres dapat menyebabkan orang makan berlebihan. Kredit: Tomasz Trojanowski / Hemera / Getty ImagesSering dianggap sebagai alasan untuk makan, mengidam makanan dan makan berlebihan sebenarnya memiliki dasar faktual di balik efek stres ini. Mengalami situasi yang penuh tekanan menyebabkan tubuh mengalami berbagai perubahan hormon, termasuk pelepasan adrenalin dan kortisol. Ketika situasi tegang berakhir, pelepasan kortisol menghasilkan peningkatan nafsu makan. Di bawah tekanan kronis, mengidam ini dapat menyebabkan penambahan berat badan yang tidak diinginkan karena tingginya tingkat pelepasan kortisol dalam tubuh.
Pencegahan
Membebaskan hidup Anda dari stres mungkin tampak seperti tugas yang mustahil, tetapi Anda dapat menghilangkan ketegangan yang tidak diinginkan dengan menerapkan beberapa teknik pada hari Anda. Mengidentifikasi pemicu stres dalam hidup Anda adalah langkah pertama. Dengan menemukan akar dari ketegangan Anda, lebih mudah untuk mendapatkan kejelasan tentang cara mengatasinya. Jika pekerjaan adalah penyebabnya, ambil lima hingga 10 menit dari hari Anda untuk bermeditasi atau berlatih teknik pernapasan dalam untuk membawa tubuh Anda ke keadaan lebih tenang. Selain itu, luangkan waktu dalam jadwal Anda untuk berolahraga. Rencana olahraga rutin akan mengurangi risiko depresi dan membantu tidur malam yang lebih baik, yang merupakan faktor kunci dalam mengurangi pelepasan kortisol dan penambahan berat badan.