Pestisida, yang merupakan zat apa pun yang dimaksudkan untuk mencegah atau menghancurkan hama, digunakan untuk melindungi makanan dari bakteri, gulma, jamur, serangga, dan tikus. Menurut Badan Perlindungan Lingkungan, pestisida dapat berbahaya bagi manusia, hewan, atau lingkungan karena dirancang untuk membunuh atau membahayakan organisme hidup. Karena itu, residu pestisida pada makanan yang Anda makan dapat berdampak pada kesehatan Anda. Meskipun pemerintah mengatur penggunaan pestisida, residu masih ditemukan dalam persediaan makanan kita.
Masalah Belajar
Menurut 17 Mei 2010, artikel yang diterbitkan di CNN.com, anak-anak yang sering terpapar sejumlah kecil organofosfat, pestisida yang ditemukan pada buah dan sayuran yang ditanam secara komersial, lebih cenderung mengalami gangguan hiperaktif defisit perhatian daripada anak-anak yang memiliki lebih jarang terpapar. Paparan pestisida ini juga dikaitkan dengan perilaku dan masalah belajar pada anak-anak.
Sistem saraf
Organofosfat juga terbukti mempengaruhi sistem saraf. Menurut Departemen Sumber Daya Alam dan Lingkungan, tanda-tanda sistem saraf yang terkena termasuk air liur berlebih, sakit perut, muntah, sembelit dan diare. Pestisida terbanyak ditemukan pada seledri, persik, beri, apel, paprika, hijau, anggur, dan kentang. Makan makanan yang ditanam secara komersial ini lebih sering dapat meningkatkan eksposur.
Kanker payudara
Menurut Perspektif Kesehatan Lingkungan, sebuah jurnal yang diterbitkan oleh Institut Nasional Ilmu Kesehatan Lingkungan, semakin banyak bukti menunjukkan bahwa pestisida yang ditemukan dalam makanan yang ditanam secara komersial dapat dikaitkan dengan beberapa kasus kanker payudara. Risiko meningkat dengan dikombinasikan dengan faktor-faktor lain, termasuk gaya hidup, diet, dan gen.
Sistem Kekebalan Tubuh yang Lemah
Pestisida dapat mengubah sistem kekebalan tubuh. Kredit: Nancy Nehring / iStock / Getty ImagesMenurut Global Healing Center, beberapa penelitian menunjukkan bahwa pestisida mengubah sistem kekebalan pada hewan dan membuatnya lebih rentan terhadap penyakit. Pestisida telah ditemukan mengurangi jumlah sel darah putih dan limfosit penangkal penyakit, membuat tubuh mereka tidak mampu membunuh bakteri dan virus. Menurut GHC, mereka juga mempengaruhi perkembangan limpa dan timus dan limpa, dua organ kekebalan tubuh. Namun, studi tentang manusia tidak dapat disimpulkan.