Kentang bisa membuat Anda merasa betah di bagian mana pun di dunia. Menurut International Potato Center, kentang adalah tanaman yang paling banyak ditanam ketiga di dunia, dengan lebih dari 300 juta metrik ton diproduksi setiap tahun. Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan 2008 sebagai Tahun Internasional Kentang karena pentingnya dalam memberi makan orang miskin dan lapar. Jika tidak digoreng dan diisi dengan mentega atau keju, kentang memiliki banyak nutrisi, dan mudah dicerna.
Fakta nutrisi
Kentang tersedia dalam berbagai bentuk, ukuran, dan warna. Label makanan menyatakan bahwa kentang 5, 3 ons benar-benar bebas dari lemak dan natrium. Ini memberikan 110 kalori, dan dengan kulit aktif, mengandung 620 miligram kalium dan 27 miligram vitamin C. Kentang juga mengandung beberapa vitamin B, kalsium dan zat besi. Menurut International Potato Center, satu porsi kentang rebus dengan kulit menyediakan 10 persen serat dan setengah dari kebutuhan vitamin C.
Mulai dari Pencernaan
Proses pencernaan kentang rebus kaya karbohidrat dimulai saat Anda mulai mengunyah. Amilase saliva, enzim yang disekresikan dengan saliva, bekerja pada unit polisakarida panjang yang membentuk pati, untuk membentuk disakarida yang disebut maltosa. Tindakan amilase saliva berlanjut sampai kentang mencapai perut. Jus pencernaan asam di perut menghentikan aktivitas enzim. Kentang sekarang menjadi massa disakarida dan setiap polisakarida yang tidak dihancurkan oleh amilase saliva.
Penyelesaian Pencernaan
Saat memasuki usus kecil, setiap polisakarida yang tersisa dipecah menjadi disakarida oleh enzim pankreas amilase. Semua disakarida selanjutnya dipecah menjadi monosakarida, atau unit glukosa tunggal, untuk penyerapan. Enzim maltase, hadir di permukaan usus kecil, membelah maltosa menjadi dua molekul glukosa. Enzim pencernaan tidak dapat memecah serat dalam kentang, sehingga menjadi bagian dari makanan yang tidak tercerna di usus besar.
Sumber energi
Kentang menjadi sumber energi ketika sel-sel usus menyerap glukosa, yang memasuki aliran darah dan berjalan ke hati. Beberapa glukosa bersirkulasi dalam darah untuk mempertahankan kadar glukosa darah. Tubuh menggunakan sisanya untuk sel dan aktivitas fisik. Setelah memenuhi kebutuhan energi, setiap glukosa tambahan disimpan di hati sebagai glikogen.