Minuman bersoda, termasuk versi diet, telah dikaitkan dengan obesitas, diabetes dan penyakit jantung dalam banyak penelitian. Tapi apa yang ada di Diet Coke yang buruk untukmu? Bagaimanapun, minuman ini tidak mengandung kalori atau gula.
Ternyata, soda diet mungkin sama berbahayanya dengan minuman manis. Meskipun tidak secara langsung menyebabkan kenaikan berat badan, itu meningkatkan ngidam gula dan memengaruhi metabolisme Anda.
Fakta Gizi Diet Coke
Sekitar seperlima orang Amerika minum soda diet pada hari tertentu, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit. Diet coke, misalnya, telah ada selama beberapa dekade dan menikmati popularitas di seluruh dunia. Ini adalah pilihan utama bagi jutaan pengunjung gym dan pemakan sehat.
Yang mengejutkan, organisasi kesehatan memperingatkan tentang bahaya diet soda. Sebagai contoh, sebuah studi kohort Mei 2018 yang diterbitkan dalam Current Development in Nutrition menyatakan bahwa minuman yang diberi pemanis buatan tidak dapat dikesampingkan sebagai faktor risiko independen untuk diabetes. Selain itu, itu tidak melindungi terhadap diabetes tipe 2, seperti yang pernah diduga.
Jadi, apa yang ada dalam Diet Coke yang buruk bagi Anda? Satu kaleng (12 ons cairan) memiliki nol kalori, nol gula, nol lemak dan jumlah natrium yang dapat diabaikan. Diet Kalori Coke bukan alasan untuk khawatir. Bahan-bahannya, di sisi lain, dapat menimbulkan risiko kesehatan. Ini termasuk:
- Air berkarbonasi
- Kafein
- Aspartame
- Warna karamel
- Kalium benzoat
- Asam fosfat
- Asam sitrat
- Rasa alami
Aspartame, pengganti gula dalam Diet Coke, mengandung fenilalanin, asam amino yang dapat menyebabkan kejang dan kerusakan otak pada orang dengan fenilketonuria, kelainan genetik. Mayo Clinic memperingatkan bahwa aspartame juga harus digunakan dengan hati-hati oleh individu dengan gangguan kecemasan, masalah tidur atau tardive dyskinesia. Ketika dikonsumsi berlebihan, zat tambahan ini dapat memperburuk kecemasan dan menyebabkan kegelisahan.
Diet Coke dan Penurunan Berat Badan
Diet coke mungkin tidak ramah diet seperti yang Anda pikirkan, menurut sebuah makalah penelitian yang ditampilkan dalam jurnal Trends in Endocrinology and Metabolism pada September 2013. Minuman dengan pemanis buatan (ASB) telah dikaitkan dengan obesitas, diabetes tipe 2, sindrom metabolik, tekanan darah tinggi dan penyakit kardiovaskular.
Namun, hubungan antara ASB dan berat masih kontroversial. Untuk setiap penelitian yang menunjukkan bahwa diet soda berkontribusi terhadap obesitas, ada penelitian lain yang menyatakan sebaliknya.
Para peneliti setuju bahwa konsumen ASB sering berakhir makan lebih banyak karena efek "penghematan kalori" awal, seperti dicatat dalam ulasan yang diterbitkan dalam edisi Agustus Care Diabetes edisi 2012. Jurnal Trends in Endocrinology and Metabolism melaporkan temuan serupa. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa diet soda dapat meningkatkan nafsu makan dan mengidam gula, tetapi penyelidikan lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi klaim ini. Efek samping potensial ini sebagian besar disebabkan oleh pemanis buatan.
Lebih lanjut, sebuah penelitian kohort terbaru yang dilakukan pada anak-anak menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi minuman manis berkalori rendah mengonsumsi tambahan 196 kalori per hari. Hasilnya diterbitkan dalam edisi Mei 2019 jurnal Pediatric Obesity . Menurut ulasan Diabetes Care , diet soda dapat memfasilitasi penurunan berat badan selama tidak ada peningkatan asupan kalori dari sumber lain.
Apakah Aspartame Meningkatkan Gula Darah?
Diet Coke juga merupakan pilihan populer di kalangan penderita diabetes. Karena bebas gula, seharusnya tidak meningkatkan kadar glukosa darah. Sekali lagi, sebagian besar studi saling bertentangan.
Sebuah studi yang dikutip dalam Trends in Endocrinology and Metabolism menunjukkan bahwa risiko diabetes dapat meningkat pada mereka yang mengonsumsi satu atau lebih minuman yang diberi pemanis buatan atau pemanis gula per hari. Studi lain, yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition pada Januari 2013, memiliki hasil yang serupa. Para peneliti menemukan bahwa kedua jenis minuman dapat berkontribusi terhadap sindrom metabolik dan diabetes.
Satu teori adalah bahwa diet soda dapat merangsang nafsu makan dan meningkatkan keinginan untuk makan makanan manis. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa aspartam dapat menyebabkan respons glikemik yang sama seperti halnya gula. Selain itu, pemanis buatan dapat mengubah mikrobiota usus, memengaruhi berat badan dan metabolisme.
Studi skala besar lain yang dipublikasikan dalam Applied Physiology, Nutrition, and Metabolism pada Mei 2016, mengaitkan konsumsi aspartam dengan intoleransi glukosa pada orang dengan obesitas, tetapi tidak pada individu kurus. Para profesional medis, termasuk yang di Mayo Clinic dan Joslin Diabetes Center, menyatakan bahwa aspartam tidak berpengaruh pada kadar gula darah dan dapat dikonsumsi dengan aman oleh mereka yang menderita diabetes.
Seperti yang Anda lihat, penelitiannya beragam. Gula dan kalori Diet Coke tidak menjadi masalah. Aspartame, di sisi lain, mungkin tidak aman.
Singkatnya, segelas cola diet sesekali tidak mungkin mempengaruhi kesehatan Anda. Nikmati minuman ini secukupnya dan awasi asupan kalori total Anda. Pertimbangkan untuk mengganti diet soda dengan air yang mengandung buah, air lemon, atau teh es tanpa pemanis. Air berkarbonasi dengan jus lemon atau jeruk nipis dan daun mint segar juga merupakan pilihan yang baik.