Saat sakit tenggorokan, menelan saja bisa terasa menyakitkan. Sakit tenggorokan sering menyertai infeksi virus, seperti pilek atau flu, meskipun virus lain, seperti cacar air atau campak juga dapat menyebabkan sakit tenggorokan. Sementara kebanyakan orang telah mendengar bahwa madu adalah pengobatan alami untuk sakit tenggorokan, banyak yang tidak tahu bahwa cabai rawit juga efektif. Jika sakit tenggorokan berlanjut, atau jika Anda memiliki gejala tambahan, temui dokter Anda untuk mengesampingkan gangguan yang mendasarinya sebelum menggunakan obat herbal untuk mengobati kondisi tersebut.
cabai rawit
Cabe rawit berasal dari lada panas di keluarga paprika Capsicum, dan terkenal karena bumbu pedasnya. Cayenne juga merupakan modulator nyeri yang bekerja dengan menghalangi sinyal rasa sakit dari mencapai otak. Pereda nyeri maksimal biasanya datang setelah tiga hingga tujuh hari perawatan, menurut Pusat Medis Universitas Maryland. Mungkin kelemahan terbesar untuk menggunakan cabe rawit untuk sakit tenggorokan adalah sensasi terbakar langsung ketika cabai menyentuh jaringan tenggorokan yang teriritasi. Jangan mengambil cabe rawit jika tenggorokan Anda terbuka.
Madu
Madu, produk alami dari lebah madu, juga memiliki tempat dalam mengobati pilek, dan menurut University of Maryland Medical Center, sesendok madu mungkin lebih bermanfaat daripada sesendok beberapa sirup obat batuk yang dijual bebas. Madu menenangkan jaringan tenggorokan yang sakit dan meradang.
metode
"Gale Encyclopedia of Alternative Medicine" menyarankan untuk membuat teh cabai dengan mencampurkan 1/4 sdt. dari bubuk cabai ke dalam 1 cangkir air hangat atau dingin. Tambahkan 2 sdt. madu untuk mempermanis teh. Sebagai alternatif, campurkan satu tetes minyak cabai menjadi 1 sdt. madu dan menelan. Untuk menenangkan sakit tenggorokan tanpa menggunakan cabai, Anda dapat menelan sesendok madu dengan sendirinya.
Tindakan pencegahan
Jangan memberikan cabe rawit kepada anak-anak, karena risiko gangguan pernapasan, dan jangan memberikan madu kepada bayi di bawah usia satu tahun, karena risiko botulisme. Baik madu dan cabai umumnya aman bagi kebanyakan orang, tetapi orang yang alergi terhadap pisang, alpukat, lateks atau kiwi, tidak boleh mengonsumsi cabai rawit. Dalam beberapa kasus, madu mentah mungkin mengandung jejak pestisida atau bahan kimia lainnya, tergantung di mana lebah memanen serbuk sari.
Obat alami dan herbal mungkin bermanfaat, tetapi tidak dapat menggantikan saran medis profesional. Temui dokter Anda sebelum merawat segala kondisi serius dengan obat alami.