Cuka balsamik vs. cuka sari

Daftar Isi:

Anonim

Cuka Balsamic diproduksi secara tradisional di kota Modena, Italia. Itu dibuat dari jus anggur pekat yang difermentasi dan berumur setidaknya 10 bulan untuk mengembangkan rasanya. Cuka balsamik juga diproduksi di dalam negeri di Amerika Serikat dan berumur lebih pendek. Cuka sari diproduksi melalui fermentasi sari apel. Gula dalam sari dipecah oleh bakteri dan ragi untuk menghasilkan alkohol, yang selanjutnya dipecah menjadi cuka. Cuka balsamic sering digunakan untuk membuat saus salad, sebagai penambah rasa untuk daging dan makanan laut atau ditaburi dengan buah segar. Cuka sari adalah tambahan yang manis dan tajam untuk pembalut, chutney, semur dan bumbu.

Sebotol cuka di atas meja dengan salad Yunani, roti, dan anggur buatan sendiri. Kredit: Olgaorly / iStock / Getty Images

Kalori dan Karbohidrat

Cuka balsamik dan cuka hanya mengandung sedikit kalori per sajian. Setiap sendok makan cuka balsamic mengandung 14 kalori, sedangkan cuka sari yang sama mengandung 3 kalori. Kalori ini berasal dari karbohidrat dalam bentuk gula alami yang terjadi pada jus buah yang dihasilkan dari cuka. Cuka balsamic mengandung 3 gram karbohidrat dalam setiap porsi sendok makan. Cuka sari mengandung kurang dari satu gram karbohidrat per sendok makan.

Konten Mineral

Cuka sari dan cuka balsamik juga merupakan sumber mineral kecil yang dibutuhkan tubuh untuk berfungsi dengan baik. Setiap sendok makan cuka balsamic mengandung 18 miligram kalium dan masing-masing 4 miligram kalsium dan natrium. Jumlah cuka sari yang sama mengandung 11 miligram kalium dan masing-masing 1 miligram kalsium dan natrium. Menurut Institute of Medicine, orang usia 19 hingga 50 membutuhkan sekitar 4.700 miligram kalium, 1.000 miligram kalsium dan 1.500 miligram natrium setiap hari.

Efek Kolesterol

Selain menambah rasa dan keasaman, cuka balsamic dan cuka juga memiliki dampak kesehatan yang potensial. Sebuah studi yang diterbitkan pada 2010 di "Journal of Nutritional Science and Vitaminology" menunjukkan bahwa cuka balsamic menurunkan oksidasi kolesterol LDL dan pembentukan sel-sel busa, yang keduanya berkontribusi pada aterosklerosis, atau pengerasan pembuluh darah. Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2014 di "Journal of Membrane Biology, " tikus betina yang diberi makan diet tinggi kolesterol dengan penambahan cuka sari apel memiliki kadar lipid darah yang lebih rendah daripada tikus betina yang diberi makan diet tinggi kolesterol tanpa cuka sari apel.

Kontrol Gula Darah

Asam asetat, komponen cuka balsamic dan cuka apel, efektif untuk mengendalikan kadar gula darah dan rasa kenyang. Sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2005 di "European Journal of Clinical Nutrition" menunjukkan bahwa ketika sukarelawan sehat mengkonsumsi cuka dengan makanan berbasis roti, mereka memiliki respons insulin yang lebih rendah dan meningkatkan rasa kenyang hingga 120 menit setelah konsumsi. Makan makanan yang diasamkan dengan cuka atau menggunakan saus berbasis cuka adalah cara untuk memasukkan asam asetat selama waktu makan.

Cuka balsamik vs. cuka sari