Meski manis, madu dapat menyebabkan dua jenis reaksi buruk. Beberapa orang mungkin alergi terhadap serbuk sari, racun lebah atau protein dalam madu. Untuk bayi di bawah usia 1 tahun, madu dapat menyebabkan reaksi dari bakteri. Untuk menghindari reaksi buruk terhadap madu, orang yang alergi terhadapnya dan anak-anak di bawah usia 1 tidak boleh mengkonsumsinya.
Alergi
Reaksi buruk terhadap madu adalah reaksi alergi, yang terjadi ketika tubuh Anda bereaksi berlebihan terhadap adanya protein di dalam makanan. Tubuh Anda memberi sinyal pertarungan melawan protein, menyebabkan sistem kekebalan tubuh Anda mengambil tindakan. Sistem kekebalan tubuh Anda merespons dengan melepaskan bahan kimia yang menyebabkan pembengkakan.
Penyebab dan Gejala
Madu mengandung tiga alergen potensial. Alergi terhadap madu dapat menjadi penyebab serbuk sari, racun lebah atau madu itu sendiri. Dokter Anda dapat membantu Anda menentukan penyebabnya. Gejala alergi madu termasuk pembengkakan, gatal-gatal, mata berair, hidung tersumbat, sulit bernapas, muntah, diare, sakit perut, kebingungan, pusing, tenggorokan tertutup dan anafilaksis. Jika Anda mencurigai adanya alergi madu, segera dapatkan bantuan medis.
Botulisme Bayi
Madu berpotensi membawa bakteri clostridium. Bakteri ini dapat menyebabkan botulisme pada bayi. Meskipun bakteri ini tidak dapat berkembang dalam sistem pencernaan orang dewasa, spora dapat tumbuh subur di dalam bayi. Mengalikan bakteri menyebabkan botulisme dan dapat menyebabkan kesulitan bernapas atau bahkan kematian.
Sayang dan anak-anak
Untuk mengurangi risiko memajan botulisme pada bayi, jangan beri anak Anda madu sampai setelah ia berusia 1. Setelah itu, sistem pencernaan telah cukup berkembang untuk melawan bakteri ini. Jika anak Anda telah memakan madu dan mulai menunjukkan tanda-tanda termasuk sembelit, kelemahan otot, tangisan yang kacau atau kesulitan menyusu, segera cari bantuan medis. Ini adalah tanda-tanda reaksi buruk terhadap madu pada bayi.