Bahkan jika Anda bisa menyantap kari vindaloo atau burrito yang disiram dengan saus panas tanpa tersentak, tubuh Anda mungkin tidak bisa memegang wajah pokernya juga. Makanan pedas dapat memicu gangguan pencernaan, mulas dan tinja yang longgar pada banyak orang, meskipun orang lain dapat memakannya tanpa masalah. Masalah-masalah ini berasal dari komposisi kimia makanan pedas dan bagaimana mereka berinteraksi dengan tubuh Anda.
Efek
Makanan pedas menyebabkan sensasi terbakar di mulut Anda karena senyawa kimia yang dikandungnya, seperti capsaicin dalam cabai dan cabai rawit. Tubuh Anda tidak memecah senyawa-senyawa ini selama pencernaan, dan mereka dapat menyebabkan iritasi pada lapisan di perut dan usus Anda. Akibatnya, makanan terkadang bergerak lebih cepat melalui saluran pencernaan Anda, menghasilkan tinja yang longgar. Senyawa-senyawa ini ada dalam tinja ini dan juga dapat mengiritasi anus saat keluar, itulah sebabnya Anda terkadang merasakan sensasi terbakar selama buang air besar setelah makan makanan pedas.
IBS
Kesalahpahaman
Meskipun diare yang disebabkan oleh makanan pedas tidak menyenangkan dan tidak nyaman, ada sedikit bukti yang menunjukkan itu menyebabkan kerusakan jangka panjang pada sistem pencernaan Anda. Sebuah studi yang diterbitkan dalam "Journal of American Medical Association" pada tahun 1988 mencatat tidak ada kerusakan pada perut dan usus kecil setelah subyek makan makanan pedas. Studi ini sejauh untuk haluskan 30 g paprika jalapeno dan memasukkannya langsung ke perut, yang tidak menyebabkan kerusakan. Selain itu, makanan pedas tidak menyebabkan bisul, meskipun iritasi yang disebabkannya dapat memperburuk rasa sakit akibat bisul.