Bergerak cepat dari satu tempat ke tempat lain, juga dikenal sebagai lari cepat, adalah tindakan yang diperlukan dalam berbagai olahraga dan kegiatan. Sprint dapat dipecah menjadi empat fase yang berbeda, masing-masing dibedakan dari yang lain dengan membandingkan tiga variabel yang berbeda. Variabel-variabel ini adalah panjang langkah, frekuensi langkah dan waktu kontak ground.
Fase mulai
Fase awal sprint dikenal sebagai fase blok awal, di mana sprinter bersentuhan dengan blok. Fase ini memiliki jumlah terbesar waktu kontak tanah, atau total waktu di mana kaki bersentuhan dengan tanah atau balok. Di sinilah produksi kekuatan adalah yang terbesar. Dengan kaki belakang menghasilkan tenaga hanya 45 persen dari waktu kontak, kaki depan diyakini lebih penting di awal. Panjang langkah dan frekuensi langkah bukan faktor dalam fase ini karena sprinter tidak bergerak.
Fase Akselerasi
Setelah sprinter lepas landas dari blok, mereka mulai berakselerasi dengan meningkatkan panjang langkah dan frekuensi langkah. Panjang fase ini bisa di mana saja dari 30 hingga 50 meter di antara pelari cepat selama lomba 100 meter. Selama akselerasi, waktu di mana kaki bersentuhan dengan tanah relatif lama untuk menghasilkan tingkat kekuatan yang tinggi, tetapi berkurang ketika sprinter mencapai kecepatan lari maksimum.
Fase Kecepatan Konstan
Fase kecepatan konstan dapat berupa submaksimal, maksimal, atau supramaaksimal dan dicirikan oleh panjang langkah dan frekuensi langkah yang tetap sama selama periode waktu tertentu. Fase ini umumnya dicapai antara tanda 60 hingga 80 meter pada pria dan 50 hingga 70 meter pada wanita. Pada prinsipnya, pelari cepat teratas dapat mempertahankan fase ini dalam jarak 10 hingga 20 meter. Perbedaan antara pelari elit dan sub-elit adalah frekuensi langkahnya, menunjukkan bahwa itu lebih penting daripada panjang langkahnya.
Fase Deselerasi
Fase terakhir dikategorikan oleh penurunan kecepatan berlari, biasanya terjadi antara tanda 80 dan 100 meter di pelari cepat atas. Kecepatan mulai menurun pada skala 0, 5 hingga 1, 5 meter per detik dan disebabkan oleh kelelahan pusat dan periferal. Penurunan kecepatan ini terutama disebabkan oleh penurunan frekuensi langkah, karena panjang langkah dan waktu kontak tanah meningkat jika dibandingkan dengan fase sprint ketiga.