Telur sangat bergizi dan penuh dengan protein, vitamin dan mineral yang dibutuhkan anak Anda untuk membantunya tumbuh. Di masa lalu, bagaimanapun, orang tua sering diperingatkan tentang memberi makan telur kepada bayi atau balita, dan rekomendasi untuk menghindari putih telur adalah hal biasa. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, rekomendasi tentang kapan memperkenalkan makanan yang berpotensi alergi telah berubah.
Alergi Telur
Alasan utama orang tua mungkin ingin membatasi penyajian putih telur menjadi anak berusia 1 tahun adalah potensi alergi. Sebagian besar alergi telur terjadi sebagai respons terhadap protein dalam putih, bukan pada kuning telur. Alergi telur sering menyebabkan gejala kulit ringan, seperti kulit bengkak atau memerah, eksim dan gatal-gatal. Ini bisa di seluruh tubuh atau terutama difokuskan di sekitar mulut atau anus. Bayi dan balita dengan alergi telur mungkin juga mengalami ketidaknyamanan perut dan bisa mengalami diare, muntah atau gatal di sekitar mulut. Beberapa anak memiliki reaksi alergi parah yang meliputi masalah pernapasan, detak jantung yang cepat, dan tekanan darah rendah, tetapi tingkat reaksi ini jarang terjadi.
Nasihat seorang ahli
Sementara beberapa dokter anak menyarankan menunggu sampai seorang anak setidaknya 1 untuk memperkenalkan alergen, beberapa masih mengingatkan orang tua untuk menunggu lebih lama. Namun, American Academy of Pediatrics merevisi rekomendasinya pada 2008 untuk menyatakan bahwa tidak ada alasan untuk menunda memberi anak Anda zat alergi apa pun setelah mereka mulai makan makanan padat di beberapa titik antara usia 4 dan 6 bulan. Revisi ini muncul berdasarkan bukti baru yang menunjukkan bahwa menunda makanan alergi tidak melindungi anak dari mengembangkan alergi seperti yang diperkirakan sebelumnya. Faktanya, sebuah penelitian 2010 yang dilakukan di Australia menemukan bahwa bayi yang tidak mencoba telur sampai setelah ulang tahun pertama mereka memiliki risiko terkena alergi lima kali lebih tinggi daripada bayi yang makan telur untuk pertama kalinya ketika antara 4 dan 6 bulan.
Keamanan
Meskipun kekhawatiran alergen mungkin bukan alasan untuk membatasi putih telur dari makanan balita Anda, Anda harus tetap memastikan bahwa semua putih telur atau telur utuh yang disajikan untuk anak Anda sudah matang sepenuhnya. Putih telur mentah, termasuk yang dilemparkan ke dalam smoothie atau makanan bubur, bisa mengandung salmonella. Bakteri ini dapat menyebabkan diare, kram perut dan demam. Dalam kasus yang jarang terjadi, dapat masuk ke aliran darah dan berpotensi mematikan.
Pertimbangan
Dalam kebanyakan kasus, putih telur yang dimasak dengan matang adalah tambahan yang sehat dan aman untuk diet anak Anda yang berusia 1 tahun. Jika Anda telah menyusui anak Anda sama sekali selama tahun pertama kehidupannya, ia mungkin sudah terkena protein dalam putih telur, karena protein ini sering masuk ke dalam ASI. Bahkan jika anak Anda menunjukkan tanda-tanda alergi, perlu diingat bahwa itu bisa bersifat sementara. Sebagian besar anak-anak dengan alergi telur tumbuh melebihi mereka pada usia 5 tahun, jadi bahkan jika anak Anda mengalami reaksi pada usia balita, ia bisa saja mengonsumsi telur setelah TK.