Perbedaan antara merokok sigaret & ganja

Daftar Isi:

Anonim

Perokok mungkin merasa bahwa kecanduan tembakau mereka jauh lebih berbahaya daripada merokok sebagai obat terlarang seperti ganja. Perokok ganja yang tidak merokok kadang-kadang membanggakan bahwa obat pilihan mereka lebih aman daripada rokok. Yang benar adalah bahwa tembakau dan ganja memiliki efek merusak. Mereka yang merokok, baik rokok maupun ganja, menderita akibat majemuk dari dua obat berbeda yang menghancurkan kesehatan mereka secara bersamaan.

Dalam debat tembakau vs ganja, tidak ada pemenang yang jelas.

Stigma Sosial dan Masyarakat Rokok vs. Ganja

Ganja tetap ilegal untuk penggunaan rekreasi, meskipun Alaska, California, Colorado, Hawaii, Maine, Montana, Nevada, Oregon, Vermont dan Washington memungkinkan penggunaan ganja untuk keperluan medis, menurut Drugs.com.

Merokok sigaret tetap legal untuk orang dewasa di atas 18, meskipun undang-undang khusus tentang penggunaannya bervariasi dari satu negara ke negara. Di Iowa, misalnya, merokok adalah ilegal di sebagian besar tempat umum, termasuk restoran dan bar, sedangkan negara bagian Pennsylvania masih mengizinkan merokok di bar.

Baik ganja dan penggunaan tembakau memiliki stigma sosial yang melekat. Pengguna ganja secara luas dipandang sebagai saluran air yang tidak produktif di masyarakat. Perokok merokok disukai karena efek dari asap rokok bekas, sampah yang disebabkan oleh puntung rokok yang dibuang dan pembuangan pada sistem kesehatan yang disebabkan oleh kecanduan mereka.

Efek Kesehatan Rokok vs. Ganja

Kerusakan yang ditimbulkan oleh merokok tembakau terhadap kesehatan didokumentasikan dengan baik. Risiko kanker paru-paru, penyakit jantung, emfisema, dan tekanan darah tinggi jauh lebih tinggi pada perokok tembakau dibandingkan pada yang bukan perokok.

Ganja mengandung hidrokarbon karsinogenik 50 hingga 70 persen lebih banyak daripada asap tembakau, dan karenanya berpotensi menyebabkan kanker. Namun, Donald Tashkin, MD, profesor kedokteran di David Geffen School of Medicine di UCLA di Los Angeles, telah menemukan bahwa penggunaan ganja tidak terkait dengan peningkatan kanker paru-paru, kepala atau leher. Tashkin menduga bahwa ini disebabkan oleh bahan kimia dalam ganja yang membunuh sel sebelum menjadi kanker.

National Institute on Drug Abuse (NIDA) menyatakan bahwa perokok ganja mengalami gangguan pernapasan yang mirip dengan perokok tembakau, termasuk batuk dan infeksi paru-paru. Juga seperti tembakau, ganja dapat meningkatkan risiko serangan jantung karena kemampuannya untuk meningkatkan tekanan darah dan detak jantung.

Secara medis, ganja telah menunjukkan beberapa harapan dalam menghilangkan rasa sakit dan meningkatkan nafsu makan. American Medical Association menyatakan bahwa penelitian lebih lanjut harus dilakukan untuk menilai penggunaan ganja untuk tujuan medis.

Efek Psikologis Rokok vs Ganja

Penggunaan ganja menghasilkan perasaan euforia yang berlangsung hingga tiga jam, menurut NIDA. Kadang-kadang, tingginya produksi ganja dapat menyebabkan hasil yang tidak menyenangkan, seperti paranoia, panik dan gelisah. Penggunaan ganja dalam jangka panjang merusak daya ingat dan keterampilan belajar jangka pendek.

Perokok tembakau mengklaim bahwa merokok membantu mereka mengatasi stres, serta membantu mereka fokus. Kepercayaan ini lebih mungkin disebabkan oleh efek samping dari penarikan nikotin, yang meliputi peningkatan kecemasan yang berkurang dengan konsumsi lebih banyak nikotin, menurut Martin J Jarvis, dari Departemen Epidemiologi dan Kesehatan Masyarakat di University College di London.

Baik penggunaan tembakau dan ganja telah ditemukan menyebabkan ketergantungan. Kecanduan salah satu zat dapat menyebabkan gejala penarikan psikologis dan fisik ketika penggunaan obat berhenti.

Apakah Ini Darurat?

Jika Anda mengalami gejala medis serius, segeralah cari perawatan darurat.

Perbedaan antara merokok sigaret & ganja