Dr. Pepper, minuman ringan yang dijual oleh Dr. Pepper-Snapple Group, dikenal karena rasanya yang sulit ditentukan. Menurut situs resminya, minuman itu ditemukan oleh seorang apoteker pada tahun 1885, yang menjadikannya merek minuman ringan utama tertua di Amerika. Bagi mereka yang mencari rasa khas minuman dengan kalori lebih sedikit, pabrikan menawarkan versi diet.
Air berkarbonasi
Air, yang disuntikkan dengan gas karbon dioksida, merupakan komponen terbesar dari Diet Dr. Pepper. Gas karbon dioksida memberi minumannya tekstur yang bergelembung dan bersoda.
Warna Karamel
Aspartame
Diet Dr. Pepper dipermanis dengan aspartam yang mengandung fenilketonurik. Aspartame memberikan rasa manis pada soda tanpa kalori yang terkait dengan gula atau sirup jagung fruktosa tinggi. Meskipun ada beberapa kekhawatiran tentang efek kesehatan yang tidak diketahui dari pemanis buatan ini, Departemen Ilmu dan Toxicologi Makanan Universitas Idaho mengatakan bahwa bukti medis tidak dapat disimpulkan pada tahun 2010. Orang-orang yang memiliki kelainan metabolisme genetik langka, phenylketonuria, atau PKU, tidak boleh mengkonsumsi aspartame. Karena kekhawatiran ini, pabrikan menambahkan peringatan all-caps pada label minuman untuk mencatat bahwa itu mengandung fenilketonurik.
Asam Phosophoric
Asam ini banyak digunakan dalam minuman cola dan minuman kemasan lainnya untuk memberikan rasa asam yang sedikit asam ke minuman ini.
Rasa Buatan dan Alami
Flavouring hadir sebagai bahan kelima dalam Diet Dr. Pepper. Menurut pabrikan, citarasa spesifik yang digunakan adalah informasi hak milik. Namun, pabrikan itu mencatat bahwa itu adalah "campuran unik dari 23 rasa."
Sodium Benzoate
Sodium benzoate terdaftar di label bahan minuman sebagai pengawet. Ini membantu menjaga minuman tetap stabil. Menurut Dr. Pepper, versi diet minuman ini memiliki umur simpan 13 minggu.
Kafein
Diet Dr. Pepper, seperti banyak minuman ringan, mengandung kafein. Pabrikan mencatat bahwa semua versi minuman ringan mengandung stimulan ini.