Ada dua jenis diabetes: tipe-1 dan tipe-2. Sementara penyebab pasti diabetes tipe-1 tidak diketahui, penelitian telah menunjukkan bahwa pola makan yang buruk dan kurang olahraga adalah faktor kunci dalam pengembangan diabetes tipe-2. Untuk menghindari diabetes tipe-2, konsumsilah makanan rendah makanan cepat saji, lemak trans, lemak jenuh, gula, dan makanan olahan.
Diabetes tipe 2
Sekitar 95 persen dari mereka yang terkena diabetes memiliki diabetes tipe-2, penyakit yang berkembang lambat yang dapat terjadi pada segala usia. Orang dengan diabetes tipe-1 atau tipe-2 memiliki kelebihan glukosa, atau gula darah, dalam darah mereka yang tidak dihilangkan oleh hormon yang dikenal sebagai insulin. Pada penderita diabetes tipe-2, resistensi insulin berkembang, dan sel-sel lemak, hati dan otot tidak lagi merespon dengan benar terhadap insulin. Gejala diabetes tipe-2 dapat meliputi kelelahan, kelaparan, rasa haus yang meningkat, pandangan kabur, disfungsi ereksi, peningkatan buang air kecil dan penyembuhan yang lebih lambat. MedlinePlus mencatat bahwa kebanyakan orang yang didiagnosis dengan diabetes tipe-2 kelebihan berat badan karena kelebihan lemak mempersulit tubuh untuk menggunakan insulin dengan benar.
Faktor Makanan Cepat Saji
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa konsumsi makanan cepat saji dapat memajukan perkembangan diabetes tipe-2. Sebuah studi 2013 yang diterbitkan dalam "European Journal of Nutrition" bertujuan untuk memperjelas peran pola diet dalam timbulnya diabetes tipe-2 pada orang yang kelebihan berat badan. Studi ini menemukan bahwa diet tinggi minuman ringan dan kentang goreng, dan buah-buahan dan sayuran rendah, dikaitkan dengan risiko yang lebih besar dari diabetes tipe-2 pada peserta yang kelebihan berat badan, terutama di antara mereka yang kurang aktif secara fisik. Sebuah studi tahun 2005 yang diterbitkan dalam "Lancet" menyimpulkan bahwa konsumsi makanan cepat saji memiliki korelasi positif yang kuat dengan kenaikan berat badan dan resistensi insulin, menyiratkan bahwa asupan makanan cepat saji dapat meningkatkan obesitas dan diabetes tipe-2.
Awasi Gula Anda
Makan makanan sehat yang penuh dengan sayuran dapat membantu mengurangi konsumsi gula Anda. Kredit: mythja / iStock / Getty ImagesSebuah tinjauan tahun 2013 yang diterbitkan dalam "Opini Terkini dalam Nutrisi Klinis dan Perawatan Metabolik" mencatat bahwa diet tinggi gula tidak hanya meningkatkan berat badan tetapi juga resistensi insulin, yang mengarah pada kecenderungan untuk diabetes tipe-2. Selain itu, tinjauan mencatat bahwa memiliki diabetes tipe-2 secara signifikan meningkatkan risiko mengembangkan penyakit Alzheimer. Para peneliti menyimpulkan bahwa modifikasi diet dapat sangat mengurangi risiko diabetes tipe-2 dan penyakit Alzheimer.
Masalah Kualitas
Minyak zaitun dan ikan adalah sumber lemak sehat yang baik. Kredit: Lilyana Vinogradova / Hemera / Getty ImagesSebuah studi tahun 2001 yang diterbitkan dalam "Diabetologia" mencatat bahwa mungkin lebih penting untuk fokus pada kualitas lemak dan karbohidrat yang dikonsumsi, daripada jumlahnya sendiri, untuk mencegah diabetes tipe-2. Asupan asam lemak trans, lemak jenuh, karbohidrat olahan, dan makanan olahan lainnya yang tinggi meningkatkan risiko diabetes tipe-2, sedangkan biji-bijian, lemak tak jenuh ganda, makanan kaya serat, asam lemak omega-3 dan makanan olahan lainnya dapat menurunkan risiko Anda. risiko.
Jangan Lewatkan Sarapan
Makan sarapan yang sehat. Kredit: Dejan Lecic / iStock / Getty ImagesPola makan yang buruk dapat dikategorikan lebih dari sekadar makan makanan yang tidak sehat. Sarapan adalah makanan penting yang, jika terlewatkan, dapat mengakibatkan konsekuensi kesehatan. Sebuah studi tahun 2012 yang diterbitkan dalam "American Journal of Clinical Nutrition" menemukan bahwa melewatkan sarapan meningkatkan risiko diabetes tipe-2, bahkan setelah disesuaikan dengan indeks massa tubuh. Ngemil di antara waktu makan juga ditemukan meningkatkan risiko diabetes tipe-2.