Bisakah sensitivitas makanan menyebabkan kesemutan dan mati rasa?

Daftar Isi:

Anonim

Sensitivitas makanan melibatkan sistem pencernaan tubuh, yang dapat dipicu oleh produk susu dan gluten, di antara penyebab lainnya. Kepekaan dapat menyebabkan lidah kesemutan setelah makan, serta mati rasa di ekstremitas. Namun, alergi makanan, yang lebih serius, juga dapat menyebabkan efek ini.

Kepekaan terhadap jenis makanan tertentu dapat memicu reaksi fisik seperti lidah kesemutan setelah makan, pipi yang terasa geli setelah makan, sedikit mati rasa dan respons lainnya. Kredit: Julia_Sudnitskaya / iStock / GettyImages

Tip

Kepekaan terhadap jenis makanan tertentu dapat memicu reaksi fisik seperti lidah kesemutan setelah makan, pipi yang terasa geli setelah makan, sedikit mati rasa dan respons lainnya.

Alergi vs. Kepekaan

Beberapa gejala kepekaan terhadap makanan dan alergi makanan serupa, tetapi mereka bukan penyakit yang sama. Secara sederhana, respons sensitivitas makanan dialami dalam sistem pencernaan, sedangkan alergi makanan adalah respons oleh sistem kekebalan tubuh terhadap alergen.

Sensitivitas makanan terjadi ketika Anda makan makanan yang sensitif atau tidak toleran terhadap Anda. Anda mungkin merasa sakit perut atau mengalami kesemutan dan mati rasa di mulut, wajah, atau bagian tubuh lainnya. Alergi makanan yang sebenarnya, bagaimanapun, dapat mengancam jiwa, tergantung pada reaksi tubuh Anda terhadap makanan tertentu itu.

Menurut American Academy of Allergy, Asthma and Immunology, alergi makanan dapat menyebabkan reaksi serius atau bahkan mengancam jiwa oleh seseorang yang makan jumlah mikroskopis, menyentuh atau menghirup makanan. Sensitivitas makanan, meskipun tidak nyaman, tidak serius mengancam jiwa.

Gejala Kepekaan Makanan

Tanda peringatan sensitivitas makanan bisa terasa geli dan mati rasa. Gejala biasanya dimulai dalam beberapa jam setelah makan makanan yang Anda tidak toleran, tetapi mereka juga dapat ditunda hingga 48 jam. Gejalanya dapat berlangsung berjam-jam atau berhari-hari dan biasanya melibatkan pencernaan dan sistem pernapasan, serta kulit.

Sensitivitas makanan paling sering didiagnosis melalui diet eliminasi. Kepekaan makanan yang umum termasuk susu, gluten, kafein, salisilat (bahan kimia alami yang diproduksi oleh tanaman sebagai pertahanan terhadap stresor lingkungan), fruktosa, sulfit, ragi, pewarna makanan MSG, alkohol gula, telur, dan aspartam.

Sensitivitas Makanan dan Diet Anda

Anda mungkin bisa makan makanan yang sensitif Anda, tetapi itu tergantung pada makanan dan tingkat keparahan reaksi Anda. Ini berarti bahwa meskipun sensitif, Anda mungkin masih dapat mengkonsumsi sedikit makanan yang menyinggung dan tidak akan mengalami gejala-gejala umum seperti lidah kesemutan atau pipi yang menggeliat setelah makan.

Anda juga mungkin bisa menangkal reaksi terhadap makanan tertentu. Intoleransi laktosa adalah contoh utama, menurut National Institutes of Health, dengan susu bebas laktosa yang tersedia serta pil enzim laktase, seperti Lactaid, yang dapat diambil secara preventif untuk membantu pencernaan dan menghindari reaksi negatif sebelum mengkonsumsi susu.

Anda juga harus berhati-hati mengenai kontak silang bahan. Kontak silang terjadi ketika peralatan memasak, peralatan masak atau talenan belum dibersihkan dengan benar di antara penggunaan. Misalnya, jika talenan digunakan untuk memotong sepotong roti dan kemudian digunakan untuk menyiapkan sayuran yang dimaksudkan untuk masuk ke hidangan bebas gluten.

Beberapa remah roti yang tersisa bisa membuat seluruh hidangan sayuran tidak cocok untuk seseorang dengan penyakit celiac. Cara terbaik untuk menghindari kontak silang adalah memastikan semua peralatan memasak telah dibersihkan dengan air panas dan bersabun.

Penyebab Kepekaan Makanan

Penyebab sensitivitas makanan termasuk tidak adanya enzim yang dibutuhkan untuk mencerna makanan sepenuhnya. Penyebab lain termasuk intoleransi laktosa, sindrom iritasi usus, sensitivitas terhadap zat tambahan makanan (seperti sulfit yang digunakan untuk mengawetkan buah kering, barang kaleng dan anggur), dan penyakit Celiac, penyakit yang menyerang sekitar 1 persen dari populasi AS.

Faktor stres atau psikologis juga dapat berperan. Menurut Dr. James Li, mantan ketua Dewan Alergi dan Imunologi Amerika dan seorang profesor kedokteran di Fakultas Kedokteran di Klinik Mayo, hanya dengan memikirkan makanan tertentu dapat memicu tubuh untuk bereaksi seolah-olah ia memiliki mengkonsumsinya. Koneksi ini belum dipahami. Jika Anda memiliki reaksi setelah makan makanan tertentu, bicarakan dengan dokter Anda, yang dapat menentukan apakah Anda memiliki kepekaan terhadap makanan atau alergi makanan.

Apakah Ini Darurat?

Jika Anda mengalami gejala medis serius, segeralah cari perawatan darurat.

Bisakah sensitivitas makanan menyebabkan kesemutan dan mati rasa?