Jahe, salah satu rempah yang paling disukai di dunia, ditanam di sebagian besar wilayah tropis dan subtropis. Jahe memiliki sejarah panjang kultivasi yang berasal dari sejarah pra-rekaman dan merupakan salah satu dari sedikit impor yang dikenakan pajak oleh bangsa Romawi. Di Eropa pada Abad Pertengahan, jahe digunakan di pub untuk menaburkan bir. Khasiat obat jahe dikenal oleh para herbalis dari banyak tradisi budaya. Penelitian ilmiah telah mengkonfirmasi beberapa manfaat kesehatan yang diklaim jahe, termasuk beberapa yang berkaitan dengan kesehatan hati.
Perlindungan Hati
Jahe dan sawi putih menunjukkan sifat pelindung hati dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam edisi September 2010 "Indian Journal of Pharmaceutical Sciences." Dalam studi pada hewan laboratorium, 250 miligram dan 500 miligram per kilogram berat badan jahe dan jumlah yang sama dari sawi putih secara signifikan meningkatkan kerusakan hati dan mengembalikan komposisi darah menjadi normal ketika diberikan secara individu atau bersama-sama. Tidak ada zat yang menyebabkan efek toksik pada dosis hingga 5 gram per kilogram. Evaluasi mikroskopis dari jaringan hati juga menunjukkan perbaikan dari dua suplemen.
Degenerasi hati
Jahe dapat melindungi dari fibrosis hati - suatu bentuk pembentukan parut degeneratif - menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam edisi Juni 2011 jurnal "Nutrition and Metabolism." Para peneliti menguji beberapa ekstrak jahe dan menemukan bahwa semua ekstrak meningkatkan kadar enzim antioksidan penting yang digunakan oleh hati, termasuk glutathione dan superoksida dismutase. Peneliti menyimpulkan bahwa jahe menunjukkan potensi untuk digunakan dalam pengobatan fibrosis hati. Uji klinis lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi hasil awal ini.
Parasit
Schistosomiasis, sebuah parasit yang merusak hati dan usus, dapat merespon dengan baik terhadap pengobatan dengan ekstrak jahe, menurut para peneliti di departemen biologi Universitas King Khaled, Arab Saudi. Jahe menghasilkan penghambatan parasit paling banyak di antara beberapa tanaman yang diuji dalam penelitian ini. Cacing yang diobati dengan jahe telah mengubah struktur permukaan dengan hilangnya area tertentu dan erosi pada yang lain. Evaluasi mikroskop terhadap jaringan hati menunjukkan lebih sedikit dan lebih sedikit daerah yang terkena pada hewan yang diberi jahe. Studi ini diterbitkan dalam edisi Februari 2011 jurnal "Parasitology Research."
Hati berlemak
Jahe dapat melindungi dari penyakit hati berlemak nonalkohol, suatu kondisi yang semakin umum terkait dengan resistensi insulin yang mendekati proporsi epidemi, kata para peneliti yang melakukan penelitian yang diterbitkan dalam "World Journal of Gastroenterology" edisi Januari 2011. Jahe dapat membantu mencegah atau mengobati kondisi hati ini dengan mengurangi stres oksidatif pada hati, mengurangi resistensi insulin dan menghambat peradangan, semua faktor yang berkontribusi terhadap kondisi ini. Uji klinis dilakukan untuk menentukan tingkat manfaat yang dapat ditawarkan jahe untuk kesehatan hati.