Ketika kulit Anda secara langsung terpapar sinar matahari, reaksi kimia di dalam tubuh Anda mengarah pada pembentukan vitamin D, nutrisi penting yang membantu Anda menyerap kalsium dan membentuk tulang dan gigi yang kuat. Namun, sinar matahari yang melewati kaca jendela kehilangan kemampuannya untuk memulai reaksi ini, dan Anda tidak akan menerima manfaat terkait vitamin D dari jenis paparan sinar matahari ini.
Dasar-dasar
Produksi vitamin D terkait sinar matahari dipicu oleh komponen sinar matahari yang disebut ultraviolet B, atau UVB. Ketika panjang gelombang UVB menembus kulit telanjang Anda, mereka berinteraksi dengan zat yang disebut 7-dehydrocholesterol, yang berubah menjadi zat lain, yang disebut previtamin D3. Pada gilirannya, proses lain dalam tubuh Anda mengubah vitamin D3 menjadi bentuk vitamin D yang dapat digunakan. Jumlah vitamin D yang Anda dapatkan melalui paparan UVB bervariasi sesuai dengan faktor-faktor yang mencakup musim tahun, waktu, lokasi geografis Anda. rumah, tingkat tutupan awan lokal dan jumlah melanin, atau pigmen, di kulit Anda.
Tanpa Vitamin D
Sementara sinar matahari dapat melewati kaca jendela, panjang gelombang UVB yang terkandung dalam sinar matahari tidak bisa, menurut National Institutes of Health's Office of Dietary Supplements. Karena Anda membutuhkan paparan UVB untuk memulai proses produksi vitamin D, sinar matahari yang melewati jendela tidak dapat meningkatkan kadar vitamin D Anda, bahkan jika itu menyerang kulit telanjang. Karena itu, Anda tidak akan mendapatkan manfaat terkait vitamin D dari menyerap sinar matahari melalui kaca.
UVB dan Kanker
Selain memicu produksi vitamin D, paparan UVB dapat meningkatkan risiko Anda untuk pengembangan kanker kulit, Centre for Disease Control and Prevention menjelaskan. Karena kaca jendela menghalangi transmisi UVB, paparan sinar matahari yang melewati kaca mungkin tidak membawa risiko keseluruhan yang tinggi seperti paparan sinar matahari langsung. Namun, sinar matahari yang melewati kaca masih mengandung bentuk lain dari sinar ultraviolet, yang disebut ultraviolet A, yang berpotensi menimbulkan risiko kanker yang lebih besar daripada UVB.