Krim Arnica, atau krim arnica montana, adalah obat homeopati yang diperoleh dari tanaman arnica. Ekstrak Arnica, yang diperoleh dari bunga segar atau kering tanaman, telah digunakan sejak tahun 1500-an sebagai pengobatan untuk berbagai masalah otot, termasuk keseleo, nyeri otot, nyeri rematik, peradangan yang disebabkan oleh fraktur dan gigitan serangga, serta untuk mengobati memar dan menyembuhkan luka. Namun, arnica harus digunakan dengan hati-hati karena efek samping yang serius dapat terjadi.
Efek pada Kulit
Krim Arnica biasanya diterapkan langsung ke kulit untuk merawat otot yang terkena. Meskipun umumnya aman, krim arnica yang digunakan untuk waktu lama dapat menyebabkan iritasi kulit termasuk eksim, mengelupas atau lecet. Selain itu, reaksi alergi terhadap komponen tanaman arnica dimungkinkan, yang dapat menyebabkan dermatitis kontak. Panduan Kesehatan Suplemen Nutrisi juga melaporkan kasus bisul mulut yang disebabkan oleh obat kumur yang mengandung arnica.
Efek Samping Saat Dicerna
Diambil secara internal, ekstrak arnica sangat beracun. Efek samping termasuk pusing, tremor, iritasi selaput lendir, kelemahan otot, peningkatan risiko perdarahan, muntah dan penyimpangan jantung. Ini juga dapat menyebabkan ketidaknyamanan perut dan mual, kerusakan pada hati dan ginjal dan kegagalan organ.
Krim Arnica mengandung arnica dalam jumlah yang sangat sedikit dan karenanya biasanya tidak menunjukkan efek samping seperti itu. Namun, jika digunakan pada luka terbuka, Arnica dapat memasuki aliran darah, menyebabkan efek yang sama seperti ketika diambil secara internal. Dosis besar arnica yang dikonsumsi secara internal dapat berakibat fatal.
Risiko Kehamilan dan Menyusui
Arnica tidak direkomendasikan untuk digunakan selama kehamilan. Efek samping pada wanita hamil termasuk stimulasi rahim, yang dapat menyebabkan keguguran spontan atau kelahiran prematur. Ini sebagian besar hasil dari konsumsi, tetapi juga bisa disebabkan oleh krim, jika digunakan pada luka terbuka.
Arnica dapat ditularkan ke dalam ASI. Karena tidak ada penelitian yang diketahui tentang efek samping arnica pada anak kecil atau bayi, tidak dianjurkan untuk digunakan oleh ibu menyusui, bahkan sebagai krim.
Interaksi obat
Arnica memperlambat proses pembekuan darah. Karena itu, jika diminum dengan antikoagulan lain atau obat antiplatelet, seperti Warfarin, Hepadrin, Plavix atau Coumadin, arnica dapat menyebabkan peningkatan perdarahan. Selain obat resep, arnica juga dapat berinteraksi dengan penghilang rasa sakit yang dijual bebas dan obat herbal yang mempengaruhi pembekuan darah, termasuk aspirin, ibuprofen, natrium naproxen, bawang putih atau gingko biloba.
Arnica juga dapat mengurangi efektivitas kortikosteroid, serta obat yang mengobati tekanan darah tinggi atau diabetes.