Rasa manis jagung segar bisa membuat Anda berpikir bahwa biji-bijian (ya, jagung adalah biji-bijian dan bukan sayuran) tinggi kalori, tetapi yang terjadi adalah sebaliknya. Kalori dalam telinga jagung sebenarnya cukup rendah - dan jagung juga memiliki beberapa vitamin dan mineral.
Tip
Rata-rata ukuran jagung memberikan sekitar 59 kalori. Topping populer, seperti mentega, akan menambah kalori ekstra (102 per sendok makan).
Meskipun ada sedikit kontroversi seputar kelebihan dan kekurangan jagung, biji-bijian ini menawarkan antioksidan yang kuat dan dapat menjadi bagian dari diet sehat ketika dikonsumsi dalam jumlah sedang.
Kalori Jagung pada Tongkolnya
Sementara ukuran satu tongkol jagung bisa sangat bervariasi, USDA mencantumkan tongkol pada tongkolnya sebesar 59, 2 untuk satu tongkol rata-rata (yang didefinisikan sebagai 63 gram). Jika Anda memotong jagung dari tongkolnya dan memakan masing-masing biji, Anda melihat 155 kalori per cangkir. Kalori dalam telinga jagung berasal dari:
- 2 gram protein
- 0, 5 gram lemak
- 14, 1 gram karbohidrat (termasuk 1, 8 gram serat dan 2, 3 gram gula)
Jumlah kalori akan berubah secara signifikan jika Anda menambahkan topping. Setiap sendok makan mentega, misalnya, akan menambah 102 kalori. Selain makronutrien, yaitu protein, karbohidrat dan lemak, jagung juga menyediakan:
- 18, 3 gram magnesium
- 47, 2 gram fosfor
- 3 miligram vitamin C
- 19, 5 mikrogram folat
- 146 IU (Unit Internasional) vitamin A
Jagung juga kaya akan lutein dan zeaxanthin, dua antioksidan yang meningkatkan kesehatan mata. Menurut American Optometric Association, senyawa bioaktif ini dapat membantu mencegah penyakit mata kronis, seperti degenerasi makula terkait usia dan katarak.
Keuntungan dan Kerugian Jagung
Meskipun tampaknya tidak berbahaya, sebenarnya ada banyak perdebatan tentang kelebihan dan kekurangan jagung. Biji-bijian ini rendah kalori dan menawarkan beberapa vitamin, mineral, dan karoten yang bermanfaat bagi kesehatan Anda. Namun, para pendukung diet gaya paleo menunjukkan bahwa, karena jagung adalah biji-bijian dan bukan sayuran, ia mengandung sejumlah besar senyawa yang disebut lektin.
Lektin diklasifikasikan sebagai "anti-nutrisi" karena dapat menghambat penyerapan vitamin dan mineral tertentu dalam usus. Menurut Sekolah Kesehatan Masyarakat Harvard TH Chan, jagung dan biji-bijian lainnya mengandung lektin dan fitat, yang dapat mengganggu penyerapan kalsium, magnesium, zat besi dan seng. Senyawa serupa lainnya, seperti saponin, dapat mencegah tubuh Anda menyerap nutrisi apa pun sebagaimana mestinya.
Tapi itu tidak berarti lektin semuanya buruk. Harvard TH Chan School juga mencatat bahwa phytate juga dapat menurunkan kolesterol darah, memperlambat pencernaan dan menyeimbangkan gula darah. Selain itu, sebuah laporan yang diterbitkan dalam edisi Agustus 2013 tentang Proliferasi Sel menunjukkan bahwa beberapa lektin dapat membantu mencegah jenis kanker tertentu, terutama ketika dikombinasikan dengan diet sehat.
Diskusi lain yang sering muncul seputar topik jagung adalah masalah modifikasi genetik. Meskipun belum ada penelitian yang luas tentang efek tanaman transgenik terhadap kesehatan manusia, satu studi yang dipresentasikan pada Konferensi Internasional tentang Ilmu Pertanian, Ekologi dan Kedokteran pada Juli 2014 melaporkan bahwa makan makanan yang mengandung transgenik dapat memicu reaksi alergi dan berkontribusi. untuk resistensi antibiotik pada manusia.
Para peneliti juga mencatat bahwa modifikasi genetik dapat mengubah nilai gizi produk makanan, mengurangi beberapa nutrisi dan meningkatkan lainnya. Karena 92 persen tanaman jagung di AS direkayasa secara genetika, menurut Pusat Keamanan Pangan, ini adalah sesuatu untuk dipikirkan. Jika Anda lebih suka menghindari jagung transgenik, pilihlah jagung organik pada rebusnya.