Ketika kemerosotan pukul 2 menghantam Anda, Anda mungkin tergoda untuk menjalankan mesin penjual otomatis untuk permen favorit Anda atau minum soda manis. Meskipun barang-barang ini tentu saja dapat membuat Anda merasa waspada untuk waktu yang singkat, barang-barang itu lebih berbahaya daripada baik dalam hal konsentrasi Anda. Makanan sampah sebenarnya dapat mempengaruhi tingkat energi Anda dan cara Anda memproses informasi. Pusat Penelitian Pew mencatat bahwa 55 persen orang Amerika mengakui terlalu banyak makan junk food, jadi ini adalah masalah nyata bagi orang dewasa dan anak-anak.
Gula Tinggi - Gula Kecelakaan
Ketika Anda makan junk food, yang biasanya tinggi lemak, gula, dan kalori, tubuh Anda mencerna makanan dengan cukup cepat. Karena junk food telah dilucuti nutrisi, tubuh Anda terpaksa menggunakan gula sebagai energi untuk tubuh Anda. Energi itu dihabiskan dengan cepat karena sifat murni dari junk food, yang berarti Anda mengalami "energi tinggi" sementara, atau perasaan salah energi, yang dengan cepat diikuti oleh "tabrakan gula, " atau sensasi kelelahan, begitu Anda Metabolisme telah membakar semua energi yang mungkin. Hal ini dapat menyebabkan serangan kehilangan fokus, kelelahan dan kehilangan konsentrasi.
Efek Perilaku
Makan junk food mungkin tampak cukup tidak bersalah sampai Anda menyadari bagaimana itu memengaruhi perilaku, kognisi, dan fokus Anda. Sebuah studi tahun 2009 yang diterbitkan dalam "European Journal of Clinical Nutrition" menemukan bahwa anak-anak yang melakukan diet tinggi junk food lebih cenderung hiperaktif daripada mereka yang tidak. Anak-anak yang hiperaktif umumnya kurang fokus dan mungkin tidak dapat berkonsentrasi pada tugas-tugas sederhana. Hal yang sama dapat diasumsikan untuk orang dewasa yang makan diet tinggi junk food; hiperaktif, kurang fokus, dan ketidakmampuan berkonsentrasi dapat memengaruhi pekerjaan, hubungan, dan gaya hidup Anda.
Kelelahan dan Kognisi
Sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti di Universitas Oxford, yang diterbitkan dalam "FASEB Journal" pada tahun 2009, menguji efek kognitif pada tikus yang mengonsumsi makanan tinggi lemak dan junk food. Setelah sembilan hari menjalani diet, tikus-tikus yang makan junk food dimasukkan ke dalam labirin dengan tikus-tikus yang makan makanan yang lebih seimbang. Tikus junk food membuat lebih banyak kesalahan dan melakukan yang buruk saat berada di labirin, sementara tikus diet biasa umumnya melakukannya dengan baik. Meskipun efeknya belum diuji pada manusia, bisa dihipotesiskan bahwa tidak memberikan bahan bakar yang tepat pada tubuh Anda dapat menyebabkan kesulitan kognitif. Ketika dipasangkan dengan kelelahan karena tabrakan gula, itu bisa mengeja kesalahan di tempat kerja, mengemudi yang kurang waspada atau mengurangi kemampuan untuk menentukan pilihan dan membuat keputusan.
Mengubah Kebiasaan
Untungnya, efek junk food terhadap konsentrasi, kognisi, dan fokus Anda dapat dengan mudah dibalik dengan perubahan kebiasaan Anda. Dengan memilih makanan yang terbuat dari nutrisi kompleks, tubuh Anda memecah makanan secara perlahan, melepaskan suplai energi yang lebih mantap melalui metabolisme Anda. Makan diet tinggi karbohidrat kompleks, serat, protein tanpa lemak dan buah-buahan dan sayuran dapat membantu Anda mempertahankan lebih banyak energi sehingga Anda dapat lebih berkonsentrasi di tempat kerja dan di rumah.