Beberapa jenis botol air plastik mengandung bahan kimia yang dapat larut ke dalam air minum Anda. Bisphenol A, atau BPA, adalah salah satu penyebab yang paling sering dikutip, dan ditemukan dalam botol plastik keras yang ditandai dengan kode plastik "7." Plastik lain juga berpotensi mengancam kesehatan. Menurut CBC News, Kanada melarang penggunaan BPA pada Oktober 2008 sehingga dampak kesehatan penuh dapat dieksplorasi lebih lanjut. Botol yang mengandung BPA juga dilarang di Jepang, menurut Scientific American, meskipun pada 2010 mereka masih banyak digunakan di Amerika Serikat dan bagian lain dunia.
Pengembangan dan Efek Kesuburan
BPA yang digunakan dalam botol air plastik Tipe 7 dikaitkan dengan sejumlah komplikasi potensial untuk wanita hamil dan janin. Menurut CBC News, BPA bertindak sebagai estrogen palsu, dan dapat menyebabkan kelainan kromosom. Kelainan ini terkait dengan cacat lahir dan kelainan perkembangan pada rahim dan masa kanak-kanak. Paparan faux-estrogen ini saat berada di dalam rahim dapat menyebabkan awal pubertas dan meningkatkan risiko bayi terkena kanker prostat atau payudara saat dewasa. Ini juga dapat mempengaruhi tingkat kesuburan janin wanita di masa depan. CBC News juga melaporkan hubungan potensial antara paparan BPA dan gangguan hiperaktif dan perilaku agresif pada anak perempuan.
Tingkat Penyakit yang Lebih Tinggi untuk Orang Dewasa
Botol air yang mengandung BPA juga dikaitkan dengan peningkatan tingkat penyakit pada orang dewasa. Menurut CBC News, manusia dengan konsentrasi BPA tertinggi dalam urin mereka tiga kali lebih mungkin menderita penyakit kardiovaskular dan 2, 4 kali lebih mungkin memiliki diabetes tipe 2 daripada orang dengan konsentrasi BPA rendah.
Menurut CBC News, paparan BPA juga terkait dengan kanker payudara, prostat dan ovarium, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk sepenuhnya mengeksplorasi subjek ini.
Paparan Bakteri
Botol yang ditandai sebagai plastik Tipe 1 terbuat dari polietilena tereftalat, atau PET. Ini adalah botol plastik lunak yang paling sering digunakan untuk air kemasan. Botol PET tidak mengandung BPA atau estrogen palsu, tetapi menimbulkan risiko kesehatan potensial. Menurut North Dakota State University, botol-botol ini sering dikaitkan dengan kontaminasi bakteri ketika digunakan kembali. Ini terutama karena desain botol, yang membuatnya sulit untuk membersihkan botol dengan benar untuk digunakan kembali. North Dakota State University melaporkan bahwa ketika botol Tipe 1 bekas diuji kebersihannya, 13 persen ditemukan mengandung kuman dari makanan atau air liur sementara 9 persen lainnya mengandung kotoran.