Menyusui menawarkan banyak manfaat bagi ibu dan bayi. ASI mengandung nutrisi dalam jumlah yang tepat untuk memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan, mudah dicerna dan mengandung antibodi untuk melindungi dari infeksi dan penyakit. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, menyusui juga dapat membantu melindungi ibu dari jenis kanker tertentu. Makanan tertentu harus dihindari saat menyusui, dan setiap ibu yang khawatir tentang diet saat menyusui harus berkonsultasi dengan dokter.
Ikan tertentu
Ikan berminyak merupakan sumber penting asam lemak esensial omega-3 dan harus menjadi bagian dari diet sehat. Namun beberapa ikan berminyak, mengandung kadar merkuri yang tinggi, yang dapat merusak sistem saraf bayi muda dan karenanya harus dihindari oleh ibu menyusui. ChooseMyPlate.gov, layanan informasi nutrisi dari USDA, merekomendasikan untuk menghindari king mackerel, swordfish, hiu dan tilefish, karena mengandung kadar merkuri yang tinggi.
USDA juga merekomendasikan untuk hanya makan dua kali seminggu yang mengandung ikan rendah merkuri, seperti salmon, tuna, udang, pollock, dan lele.
Ikan yang ditangkap di perairan setempat mungkin mengandung bahan kimia berbahaya lainnya selain merkuri. Periksa saran lokal untuk mempelajari tentang keamanan ikan yang ditangkap di sungai dan danau setempat. Jika Anda tidak dapat memperoleh saran di area ini, hanya makan 6 ons ikan lokal per minggu dan jangan makan ikan lain selama minggu itu, USDA merekomendasikan.
Makanan yang Memproduksi Gas
Menurut University of Maryland, makanan mengandung gas mungkin bertanggung jawab atas kolik kekanak-kanakan, suatu kondisi yang menjengkelkan di mana bayi menangis lebih dari tiga jam, memiliki perut yang keras, bersendawa dan sering mengeluarkan gas.
Makanan seperti kubis Brussel, kembang kol, makanan pedas, cokelat, dan kafein menghasilkan gas dan karenanya harus dihindari oleh wanita menyusui. Kafein juga menyebabkan sering buang air kecil, yang dapat menyebabkan cairan yang dibutuhkan untuk ASI menjadi hilang.
Risiko Keracunan Makanan
Makan makanan atau air minum yang mengandung parasit, virus atau bakteri menyebabkan keracunan makanan. Bakteri seperti E. coli atau Staphylococcus bertanggung jawab atas sebagian besar kasus keracunan makanan. Gejala keracunan makanan termasuk, diare, demam, mual, muntah dan kram perut.
Keracunan makanan dapat menyebabkan risiko kesehatan pada bayi yang disusui, jelas Medline Plus. Ibu menyusui harus menghindari makanan yang sering menyebabkan keracunan makanan seperti ikan mentah dan tiram, daging atau telur yang kurang matang, makanan olahan susu yang tidak dipasteurisasi, makanan yang belum dipanaskan secara menyeluruh dan makanan apa pun yang belum disiapkan di lingkungan yang higienis.
Selalu berkonsultasi dengan dokter jika dicurigai keracunan makanan.