Ketika tubuh Anda stres, kelenjar adrenalin Anda melepaskan adrenalin untuk mencegah kerusakan pada tubuh Anda serta mempersiapkan segala jenis bahaya. Ini juga dikenal sebagai respons fight-or-flight. Ketika Anda berolahraga, tubuh Anda melepaskan adrenalin untuk mendukung aktivitas, menyebabkan Anda bernapas lebih berat, memiliki peningkatan denyut jantung dan tekanan darah dan memiliki toleransi yang lebih tinggi untuk rasa sakit. Jumlah adrenalin yang berbeda dilepaskan tergantung pada intensitas latihan Anda.
Latihan kekuatan
Latihan latihan kekuatan terbaik untuk meningkatkan adrenalin adalah gerakan majemuk yang memanfaatkan beberapa kelompok otot secara bersamaan. Mulailah dengan sesi kardio singkat selama 10 hingga 15 menit, kemudian beralih ke bobot. Lakukan squat. Mulailah dengan berdiri dengan kaki selebar bahu. Letakkan palang di atas jebakan Anda, bukan leher Anda, lalu perlahan-lahan turunkan dengan menekuk lutut dan mendorong otot gluteal Anda keluar. Pertahankan posisi mata dan punggung lurus. Lakukan total delapan hingga 12 pengulangan untuk tiga set. Selanjutnya, lakukan deadlifts. Mulailah dengan kaki selebar bahu. Jaga agar barbel dekat dengan tubuh Anda sepanjang gerakan. Turunkan barbel perlahan sampai sekitar pertengahan tulang kering. Tekuk lutut sedikit saat Anda menurunkan palang dan menjaga punggung lurus. Jaga agar mata Anda memandang ke depan sepanjang gerakan lalu dorong dengan kaki Anda saat Anda mengangkat beban kembali. Lakukan tiga set dengan 10 pengulangan.
Bersepeda
Bersepeda adalah aktivitas kardiovaskular yang mendorong tubuh Anda untuk melepaskan adrenalin. Ketika Anda bersepeda, tekanan paru-paru Anda meningkat dan jantung Anda memompa lebih banyak darah ke berbagai organ dalam tubuh Anda, sehingga menyebabkan pelepasan adrenalin untuk menyediakan pasokan glukosa tambahan. Anda dapat bersepeda selama 30 hingga 60 menit dengan intensitas sedang atau ringan. Melakukan bersepeda dengan intensitas tinggi selama 15 hingga 20 menit akan menyebabkan jumlah adrenalin yang lebih tinggi dilepaskan.
Berlari
Berlari membutuhkan lebih banyak tenaga dan energi sehingga tubuh melepaskan kortisol untuk mendukung aktivitas sebagai bagian dari respons melawan-atau-lari. (Lihat Referensi 4) Respons melawan-atau-lari diaktifkan di tubuh Anda ketika Anda mengalami stres. Tubuh mengatasi stres dengan memberi Anda sumber energi langsung. Lakukan latihan sprint dengan berganti joging moderat atau ringan dengan sprint kekuatan. Joging selama dua menit, lari cepat selama 30 detik, lalu joging lagi selama dua menit. Lakukan total 12 hingga 20 sprint, tergantung pada tingkat toleransi Anda.
Melompat
Melompat dapat dilakukan dengan lompat tali atau lompat jack. Lewati tali dengan total tiga set masing-masing dengan 30 hingga 50 repetisi. Saat melakukan jumping jacks, mulailah aktivitas dengan kaki berdekatan dan lengan berada di samping. Lompat untuk menggerakkan kaki Anda sedikit lebih lebar dari selebar bahu, lalu angkat kedua lengan Anda ke atas kepala selama satu hitungan dan kemudian kembali ke posisi awal. Lakukan total tiga set dengan masing-masing 25 hingga 50 repetisi. Meningkatkan kecepatan dan tinggi lompatan akan menyebabkan tubuh Anda melepaskan lebih banyak adrenalin.
Risiko Overtraining
Berhati-hatilah untuk tidak berolahraga terlalu banyak dan biarkan tubuh Anda pulih di antara latihan untuk menghindari penumpukan kortisol. Jumlah kortisol yang tinggi dapat menyebabkan gejala yang merugikan, seperti penambahan berat badan, kurangnya energi dan pusing. Kelelahan adrenal dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan seimbang dengan kalori yang cukup dan tidur setidaknya delapan jam setiap malam. Memeriksa kadar glukosa dan tekanan darah Anda dapat menunjukkan tingkat adrenalin Anda saat ini. Adrenalin dan hormon lain, noradrenalin, memengaruhi kadar gula darah. Kisaran normal gula darah adalah sekitar 3, 5 hingga 6 mmol / l.