Eucalyptus, endemik tropis evergreen ke benua Australia, telah digunakan selama berabad-abad sebagai pengobatan untuk infeksi kulit dan pernapasan bagian atas. Dalam aromaterapi dan naturopati modern, eucalyptus dapat digunakan sebagai pengobatan untuk radang sendi, sakit kepala, kemacetan dan borok kulit. Sayangnya, obat alami populer ini jauh dari bebas risiko. Seperti semua minyak esensial, minyak kayu putih dapat menyebabkan efek samping yang tidak terduga.
Asma
Secara tradisional, kayu putih telah digunakan sebagai obat untuk asma dan komplikasi terkait. Namun, Pusat Medis Universitas Maryland mencatat bahwa minyak kayu putih sebenarnya dapat menyebabkan episode asma pada individu yang rentan.
Ruam alergi
Orang yang alergi terhadap kayu putih mungkin mengalami ruam setelah kulit terpapar minyak.
Kantuk
Menurut Institut Kesehatan Nasional AS, minyak kayu putih dapat menyebabkan rasa kantuk yang ekstrem, terutama jika dikonsumsi melalui mulut. Paparan kulit pada kayu putih dapat menyebabkan kelelahan; hati-hati disarankan bagi orang yang menggunakan obat penenang.
Sulit bernafas
Bayi dan anak kecil jangan pernah menghirup atau menelan minyak kayu putih. Jika diterapkan langsung ke kulit atau wajah anak kecil, eucalyptus dapat menyebabkan mengi, apnea dan gejala seperti asma. Risiko ini juga ada ketika minyak kayu putih diambil secara internal.
Interaksi obat
Menurut National Institutes of Health, minyak kayu putih yang dioleskan ke kulit dapat meningkatkan penyerapan Fluorouracil (5-FU), obat yang digunakan dalam pengobatan kanker. Eucalyptus yang diminum dapat mengganggu penyerapan obat-obatan yang dimetabolisme oleh hati.
Toksisitas
Minyak kayu putih tidak boleh dikonsumsi secara oral, kecuali di bawah bimbingan dokter yang berkualifikasi. National Institutes of Health memperingatkan bahwa sejumlah kecil minyak kayu putih dapat menyebabkan overdosis yang fatal. Gejala overdosis minyak kayu putih termasuk detak jantung yang cepat, kejang, sakit perut, pernapasan pendek dan kesulitan menelan.