Payudara terdiri dari serangkaian struktur yang disebut lobulus, terhubung ke puting oleh serangkaian saluran, dan dikelilingi oleh lemak dan jaringan ikat. Laktasi, pelepasan ASI dari payudara, terjadi setelah pematangan sel di dalam lobulus. Sel-sel ini menghasilkan protein dan lemak susu sebagai respons terhadap rangsangan dari tubuh, dan melepaskan susu melalui puting susu. Laktasi dapat terjadi karena sejumlah penyebab yang mendasarinya, dan laktasi yang tidak dapat dijelaskan dapat mengindikasikan penyakit.
Kehamilan
Laktasi adalah bagian alami dari kehamilan dan membesarkan anak, karena ASI memberikan dukungan dan makanan untuk bayi. Selama kehamilan payudara berkembang dan meningkatkan jumlah lobulus dan saluran, yang menyebabkan peningkatan ukuran payudara dialami banyak wanita. Setelah periode pertumbuhan payudara ini, sel-sel di dalam lobulus matang dan mulai menghasilkan protein susu dan lemak yang diperlukan untuk laktasi. Laktasi akibat kehamilan terjadi sebagai respons terhadap siklus normal hormon yang bersirkulasi, dan laktasi akan berhenti segera setelah anak berhenti menyusui.
Prolaktinoma
Laktasi pada wanita yang tidak hamil dapat mengindikasikan adanya penyakit seperti prolaktinoma. Prolaktinoma adalah tumor jinak yang tumbuh pada struktur yang disebut kelenjar pituitari, bagian dari otak yang mengontrol pelepasan beberapa hormon ke seluruh tubuh. Prolaktinoma mengandung sel-sel yang menghasilkan hormon yang disebut prolaktin, yang bertanggung jawab untuk produksi ASI dan laktasi.
UCLA melaporkan bahwa pasien dengan prolaktinoma akan mengalami sedikit peningkatan prolaktin, yang menyebabkan menstruasi tidak teratur. Ketika tumor tumbuh, pasien akan mengalami laktasi. Dalam kasus yang parah, ketika tumornya sangat besar, pasien mungkin mulai mengalami sakit kepala dan masalah penglihatan. Prolaktinoma dapat diobati dengan pembedahan, terapi radiasi atau terapi obat.
Hipotiroidisme
Laktasi yang tidak dapat dijelaskan juga dapat disebabkan oleh hipotiroidisme. Tiroid adalah kelenjar yang ditemukan di leher yang melepaskan sejumlah hormon, yang disebut hormon tiroid, yang melakukan berbagai fungsi di seluruh tubuh. Pasien dengan hipotiroidisme umumnya mengalami peningkatan kadar prolaktin, menurut Layanan Informasi Penyakit Endokrin dan Metabolik Nasional. Peningkatan kadar prolaktin dapat menyebabkan laktasi pada beberapa pasien. Pasien dengan hipotiroidisme dapat mengobati kondisi mereka dan mengurangi gejala peningkatan prolaktin dengan terapi penggantian hormon tiroid.