Nasi disajikan dalam berbagai hidangan, termasuk sup, casserole, dan bahkan makanan penutup. Ini adalah makanan pokok yang biasanya mudah pada sistem pencernaan Anda dan umumnya direkomendasikan untuk mengobati diare. Sakit perut setelah makan nasi bukanlah gejala umum bagi kebanyakan orang dan perlu diperiksa oleh dokter Anda. Rasa sakit mungkin terkait dengan alergi makanan, intoleransi makanan atau keracunan makanan, tergantung pada gejala dan frekuensi rasa sakit Anda. Berhentilah makan nasi sampai Anda dapat diperiksa oleh dokter.
Alergi makanan
Nasi jarang dimakan sendirian. Jika sakit perut terkait dengan alergi makanan, Anda mungkin alergi terhadap nasi atau makanan lain yang disajikan bersama nasi. Misalnya, banyak hidangan nasi dibuat dari mentega, kedelai, dan produk gandum. Jika Anda alergi terhadap salah satu dari bahan-bahan ini, sakit perut Anda mungkin terkait dengan reaksi terhadap produk-produk ini, bukan pada beras. Jika Anda mengetahui bahwa Anda mengalami gejala alergi yang umum, seperti gatal-gatal, pembengkakan tenggorokan, bersin, asma, dan komplikasi pencernaan akibat makan nasi putih, Anda mungkin alergi terhadap protein yang ditemukan dalam beras. Alergi makanan tidak dapat disembuhkan dan diobati dengan menghindari makanan yang memicu gejala Anda.
Intoleransi makanan
Intoleransi makanan dapat menyebabkan gejala pencernaan yang sama seperti alergi makanan, tetapi itu adalah kondisi yang berbeda. Jika Anda tidak toleran terhadap beras, kondisi ini dipicu oleh cacat pada sistem pencernaan Anda, bukan kerusakan pada sistem kekebalan tubuh Anda. Intoleransi makanan terjadi ketika usus Anda tidak dapat mencerna protein yang ditemukan dalam beras karena jumlah enzim tertentu yang tidak mencukupi. Jika Anda tidak toleran terhadap beras, Anda akan mengalami gas, kembung, diare, sakit perut, kram, mual dan muntah dalam beberapa jam setelah makan nasi.