Bagaimana mengetahui apakah vitamin itu sintetis

Daftar Isi:

Anonim

Anda dapat membuat pilihan yang lebih bijak saat membeli vitamin dengan belajar mengidentifikasi suplemen makanan sintetis dari produk vitamin alami. Produsen suplemen makanan terkadang menggunakan bahan sintetis untuk meningkatkan potensi dan stabilitas vitamin. Menurut Asosiasi Konsumen Organik, beberapa bahan ini berasal dari turunan tar batubara, racun yang sama yang menyebabkan kanker tenggorokan pada perokok tembakau. Sebelum membeli suplemen vitamin, ketahui apa yang harus dicari dalam produk vitamin yang dapat membahayakan kesehatan Anda.

Pria mengambil pil vitamin larut air dengan air. Kredit: Wavebreakmedia / iStock / Getty Images

Langkah 1

Cari kata-kata yang tercantum dalam bahan-bahan yang dimulai dengan "dl." Ketika sebuah kata mengandung "dl" di awalan, itu merupakan indikasi bahwa vitamin itu sintetis. Sebagai contoh, "dl-alpha tocopherol acetate" dan "dl-alpha tocopherol" adalah bentuk sintetis dari vitamin E.

Langkah 2

Temukan kata-kata yang berakhir dengan "ate" atau "ide" di daftar bahan. Kata-kata ini menunjukkan bahwa produsen menggunakan bahan sintetis untuk meningkatkan potensi dan stabilitas vitamin. Beberapa kata yang perlu dicari termasuk nitrat, asetat, natrium askorbat, natrium benzoat, klorida, hidroklorida, silikon dioksida dan titanium dioksida.

Langkah 3

Temukan bentuk sintetis dari vitamin yang tercantum di bawah daftar bahan. Vitamin alami berasal dari sumber makanan alami. Jika Anda melihat vitamin terdaftar sebagai vitamin itu sendiri, seperti "vitamin D, " maka itu pasti akan menjadi versi sintetis, menurut Dr. Ben Kim, ahli tulang chiropractor dan pembawa acara radio Kanada. Cari sumber makanan seperti "jeruk", bukan "vitamin C" atau "peterseli", bukan "vitamin K."

Langkah 4

Identifikasi kata-kata "alami" pada botol vitamin. Jika botol mengatakan, "100 persen alami" suplemen vitamin tidak mengandung sintetis. Di sisi lain, label yang mengatakan, "alami, " mungkin memiliki setidaknya beberapa komponen sintetis. Menurut Earl Mindell's "New Vitamin Bible, " hanya 10 persen dari produk harus berasal dari sumber makanan alami agar perusahaan dapat mengklaim "alami" pada label produk. Jika label produk tidak mengatakan "100 persen berbasis hewan" atau "100 persen berbasis tanaman, " suplemen itu sintetis.

Langkah 5

Cari potensi vitamin yang tercantum pada label produk. Menurut Asosiasi Konsumen Organik, jika suplemen vitamin memiliki potensi tinggi atau tidak alami, produk tersebut sintetis. Misalnya, produk yang menyediakan 1.000 persen vitamin C sangat tinggi. Ini sepuluh kali lipat dari jumlah yang Anda butuhkan setiap hari, dan jumlah yang bahkan tidak bisa diberikan oleh diet sehat - yang terdiri dari sumber makanan alami - utuh.

Peringatan

Bicaralah dengan dokter atau apoteker Anda sebelum membeli atau mengambil suplemen vitamin baru.

Bagaimana mengetahui apakah vitamin itu sintetis