Memfermentasi beras sebelum memasak itu adalah praktik yang umum di seluruh dunia. Faktanya, banyak masakan menyajikan hidangan yang terbuat dari beras fermentasi. Idli, hidangan India dari kue beras kukus, adalah salah satu contoh di mana adonan beras fermentasi dan lentil dikukus dalam cetakan bundar.
Jiuniang adalah yang lain. Dikenal sebagai nasi fermentasi manis, jiuniang adalah bubur Cina yang dibuat dari fermentasi beras ketan dengan ragi. Tapai, gaya persiapan Indonesia, secara tradisional dibuat dengan memfermentasi beras di daun tapai. Baik jiuniang dan tapai memiliki tendangan alkohol karena fermentasi.
Fermentasi adalah proses di mana mikroorganisme, seperti bakteri atau ragi, bertindak atas makanan, menghasilkan pembentukan asam dan senyawa organik yang mengubah rasa dan tekstur makanan, menjadikannya tajam, tajam, dan kadang-kadang bahkan bersoda. Yogurt, kefir, kimchi, kombucha, sauerkraut, miso dan tempe adalah beberapa makanan fermentasi lain yang mungkin Anda kenal.
Manfaat Beras Fermentasi
Nasi merah adalah biji-bijian utuh yang merupakan sumber serat, kalium, magnesium, fosfor, dan folat yang baik. Namun, menurut Sekolah Kesehatan Masyarakat Harvard TH Chan (HSPH), biji-bijian utuh seperti beras merah memiliki anti-nutrisi seperti lektin dan phytase (asam fitat), yang merupakan senyawa tanaman yang dapat mengganggu penyerapan mineral seperti kalsium, besi, seng, fosfor dan magnesium.
Senyawa tanaman ini dimaksudkan untuk melindungi tanaman dari infeksi bakteri dan menjaga agar tidak dimakan oleh serangga. HSPH mencatat bahwa mereka mungkin juga memiliki manfaat kesehatan bagi manusia, jadi penelitian untuk menilai seberapa berbahayanya mereka dan seberapa banyak orang harus mengkonsumsi sedang berlangsung. Sementara itu, orang yang berisiko kekurangan mineral dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi jumlah anti-nutrisi yang mereka konsumsi.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan pada Februari 2015 merekomendasikan merendam dan memfermentasi beras sebelum memasaknya untuk mengurangi jumlah anti-nutrisi seperti asam fitat dan membantu meningkatkan ketersediaan hayati mineral dalam beras.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Food Science and Nutrition pada November 2018 menemukan bahwa fermentasi juga meningkatkan sifat antioksidan serta daya cerna protein dalam biji-bijian.
Fermentasi Beras Merah
Ikuti langkah-langkah ini untuk memfermentasi beras merah. Ingatlah bahwa proses fermentasi membutuhkan waktu, jadi tergantung kapan Anda ingin membuat nasi, rencanakan mundur sesuai kebutuhan.
- Rendam beras dalam air: Masukkan beras merah ke dalam mangkuk dan tambahkan air bersuhu ruangan, sampai ketinggian air 2 inci di atas nasi. Biarkan berasnya meresap. Studi Februari 2015 yang diterbitkan dalam Journal of Food Science and Technology mencatat bahwa biji-bijian yang telah direndam selama 12 hingga 24 jam melihat penurunan yang signifikan dalam penghambat makanan seperti asam fitat.
- Singkirkan sebagian air: Tiriskan sebagian air dari beras dan simpan dalam wadah di lemari es. Lain kali Anda ingin memfermentasi beras, tambahkan air ini ke panci. Senyawa phytase di dalam air akan membantu memecah asam fitat dalam batch segar beras, menurut penelitian Februari 2015 yang diterbitkan dalam Journal of Food Science and Technology.
- Masak nasi: Masak nasi yang sudah difermentasi seperti biasanya, dengan pengecualian waktu memasak. Nasi merah yang telah direndam memasak jauh lebih cepat, jadi awasi dan lepaskan panas saat matang, agar tidak lembek.