Hiperekstensi leher

Daftar Isi:

Anonim

Hiperekstensi leher lebih dikenal sebagai whiplash dan merupakan cedera yang disebabkan oleh gerakan tiba-tiba ke belakang dan ke depan leher. Hiperekstensi leher menyebabkan cedera pada jaringan lunak leher dan sendi leher, yang juga dikenal sebagai vertebra serviks. Jaringan lunak termasuk tendon, ligamen, dan otot.

Pengemudi memegang leher setelah menderita whiplash dalam kecelakaan. Kredit: monkeybusinessimages / iStock / Getty Images

Penyebab

Hiperekstensi leher paling sering terjadi pada kecelakaan mobil ketika kendaraan menabrak dari belakang dan penumpang mobil tidak mengenakan sabuk pengaman. Namun, hiperekstensi leher juga dapat terjadi sebagai akibat dari kecelakaan menyelam, kecelakaan dalam olahraga lain, serangan fisik, jatuh yang tidak disengaja, atau ketegangan leher kronis. Ada beberapa latihan yang dapat menyebabkan hiperekstensi leher seiring waktu. Ini termasuk lingkaran leher penuh, bajak, dudukan bahu terbalik, sepeda terbalik, dan situp dilakukan dengan tangan di belakang leher.

Gejala

Ada sejumlah gejala yang menunjukkan hiperekstensi leher. Yang pertama adalah nyeri leher. Nyeri ini umumnya dirasakan di kedua sisi tulang belakang di bagian belakang leher, meskipun ada juga rasa sakit setiap kali leher digerakkan. Biasanya juga ada leher kaku, sakit kepala, kejang otot, nyeri tekan di belakang leher, dan kadang-kadang kesemutan atau mati rasa di tubuh bagian atas atau rasa sakit dari leher ke bahu dan ke bawah lengan.

Diagnosa

Hiperekstensi leher biasanya didiagnosis melalui pemeriksaan fisik leher dan riwayat medis, termasuk perincian kecelakaan yang menyebabkan cedera. Sinar-X dapat diambil jika diduga ada fraktur. Yang terbaik adalah mencari pertolongan medis segera setelah kecelakaan jika ada kekhawatiran kemungkinan cedera leher.

Pengobatan

Jika paramedis mengira cedera pada leher mungkin terjadi, maka penyangga leher diterapkan dan pasien dipindahkan ke rumah sakit. Hiperekstensi leher akan sembuh dari waktu ke waktu dan perlu dilakukan berbagai latihan gerakan untuk memastikan penyembuhan berjalan dengan baik. Selain itu, obat antiinflamasi non-steroid, NSAID, dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit dan pembengkakan yang terkait dengan cedera. Jika rasa sakitnya parah, maka obat-obatan narkotika dapat digunakan dan obat-obatan relaksasi otot dapat digunakan jika kejang otot terjadi. Perawatan bermanfaat lainnya termasuk kompres dingin dan terapi fisik.

Hiperekstensi leher