Apakah lemak dan protein berubah menjadi glukosa?

Daftar Isi:

Anonim

Ketika glukosa darah semakin rendah, energi Anda merosot dan Anda mungkin merasa sulit berkonsentrasi. Tubuh Anda untuk sementara dapat mengisi celah tersebut dengan mengambil glukosa yang tersimpan di hati Anda, tetapi persediaan itu terbatas. Ketika habis, tubuh Anda dapat menghasilkan glukosa dari lemak dan protein. Lemak baik untuk cadangan energi, tetapi tubuh Anda tidak suka mengalihkan protein menjadi energi karena fungsi vital lainnya. Cara terbaik untuk menjaga tubuh Anda tetap menyala adalah dengan mengonsumsi jumlah lemak, protein, dan karbohidrat yang tepat.

Glukosa membuat Anda tetap berenergi. Kredit: Ridofranz / iStock / Getty Images

Menciptakan Glukosa

Karbohidrat terdiri dari molekul-molekul gula, yang dicerna oleh tubuh Anda menjadi glukosa dan digunakan untuk energi. Ketika Anda kekurangan karbohidrat, glukosa dapat dibuat dari lemak dan protein dalam proses yang disebut glukoneogenesis. Glukoneogenesis sebagian besar terjadi di hati Anda, yang juga memiliki tugas mempertahankan jumlah glukosa yang stabil dalam darah Anda. Jika gula darah turun terlalu rendah karena masalah di hati, ginjal Anda dapat meningkatkan gula darah dengan mengubah asam amino glutamin menjadi glukosa.

Lemak yang Dimetabolisme

Lemak jenuh dan tak jenuh dalam makanan Anda terdiri dari dua zat yang diikat menjadi satu: gliserol dan asam lemak. Selama pencernaan, mereka terpisah, dan masing-masing mengikuti jalur yang berbeda. Gliserol mudah dimetabolisme dan digunakan untuk membuat glukosa. Asam lemak dibawa ke jaringan di seluruh tubuh Anda, di mana mereka membantu membangun dinding sel, menghasilkan hormon dan mencerna nutrisi yang larut dalam lemak. Asam lemak dapat diubah menjadi zat lain yang disebut asetil CoA, yang digunakan untuk membuat energi, tetapi tidak diubah menjadi glukosa.

Mengubah Protein menjadi Glukosa

Setelah Anda makan makanan yang mengandung protein, mereka dicerna dan dipecah menjadi asam amino individu, yang kemudian digunakan sel untuk membangun kembali protein baru. Asam amino juga memiliki beragam pekerjaan lain, seperti membantu memproduksi neurotransmitter dan antioksidan. Tubuh Anda dapat menggunakan semua asam amino kecuali lisin dan leusin untuk membuat glukosa. Beberapa asam amino memiliki kemampuan untuk menjadi glukosa dan asam lemak, sedangkan lisin dan leusin hanya dapat digunakan untuk mensintesis asam lemak.

Mengoptimalkan Energi

Asupan karbohidrat yang direkomendasikan didasarkan pada perannya sebagai sumber energi terpenting. Mendapatkan karbohidrat yang cukup juga memastikan protein tidak berubah menjadi glukosa. Ketika protein digunakan untuk energi, protein tidak tersedia untuk membangun otot, mensintesis antibodi, mendukung metabolisme, atau melakukan perannya yang menopang kehidupan. Institute of Medicine merekomendasikan bahwa 45 persen hingga 65 persen kalori harian Anda haruslah karbohidrat. Lemak harus memperhitungkan 20 persen hingga 35 persen kalori Anda, sedangkan protein harus mengisi 10 persen hingga 35 persen sisanya. Nikmati unggas, ikan, daging tanpa lemak dan kacang-kacangan untuk mendapatkan protein. Penuhi asupan lemak Anda dengan lemak tak jenuh dari minyak nabati, kacang-kacangan dan biji-bijian. Mendukung energi jangka panjang dengan karbohidrat kompleks, seperti beras merah, oatmeal, quinoa, roti gandum, kacang polong, kacang-kacangan dan lentil.

Apakah lemak dan protein berubah menjadi glukosa?